Jumat, 28 Februari 2020

IMAN adalah Jalan Damai 'Swing Voters' Diantara Perseteruan Wajah Lama


Inside Pos,-
Pilkada Bima tidak hanya menampilkan kompetitor yang berwajah lama tetapi juga menyajikan figur baru dengan ide baru. Sindir-menyindir antara pendukung petahana Indah Damayanti Putri (IDP) dan pendukung Syafruddin- Ady Mahyudi (Syafa'ad) nyaris tak terelakkan.

Perseteruan kedua kompetitor berwajah lama ini tidak hanya membuat pemilih mengambang atau swing voters jadi jenuh tetapi mereka bisa bersikap apatis terhadap pilkada nanti. Aksi reaksi semacam ini tidak bisa dihindari baik di Pilkada maupun di Pilpres. Sebagai contoh bagaimana perseteruan yang begitu keras antara pendukung Prabowo-Sandi dan pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin yang berujung pada kriminalisasi ulama para ulama dan aktifis.

Semua itu disebabkan oleh tidak adanya ruang lain bagi pemilih untuk keluar dari lingkaran itu, mau tidak mau mereka harus mengikuti atau menerima iramanya sebagai akibat dari kerangkengan politik yang tak menyediakan ruang napas untuk mereka.

Jika ruang publik diisi dengan sentimen serangan yang tidak subtansif maka bisa saja akan menciptakan Pilkada yang tidak sehat. Ini sekaligus kritikan serta bahan evaluasi bagi pendukung IDP maupun Syafaad, bahwa ditengah keterbatasan dan dikotomi politik yang tajam harusnya melahirkan identitas gagasan yang kuat, harus dikenal sebagai kelompok yang punya identitas atau karakter gagasan yang khas. Bukan justru sibuk menyerang satu sama lain yang hanya bermodalkan lanjutkan 2 periode atau bertagline perubahan saja. 

Menariknya, ditengah aptisme, kejenuhan dan rasa jengah masyarakat terhadap pola sindir-menyindir pendukung IDP dan Syafaad malah Pasangan IMAN yang akan memetik banyak hasil karena mereka selain wajah baru juga menawarkan ide baru.

Pasangan IMAN juga lebih serius mengunakan politik santun yang berbasis pikiran baru. Hal ini bisa menjadi jalan tengah bagi swing voters dalam rangka menghindari kegamangan atau keengganan mereka terhadap proses politik yang kurang sehat. Mereka memiliki rasa antusias serta kritis dalam menentukan pilihannya.

Diantara krisisnya konsep Bima Ramah jilid 2 yang ingin dilangengkan IDP dan juga tagline perubahan yang sampai hari ini belum diuraikan secara nyata oleh pasangan Syafaad, pasangan IMAN bakal dianggap sebagai solusi karena mereka lebih konsisten menjual gagasan dan program yang berbasis argumentasi dan data yang kuat terkait kebutuhan dasar masyarakat Bima yaitu program industrialisasi pertanian, peternakan, kelautan, maupun pariwisata.

Selain itu IMAN juga menawarkan ide-ide kreatif lain seperti membangkitkan semangat intrepreneurship atau kewirausahan bagi anak-anak muda dalam rangka mengurangi angka pengangguran. Ide-ide semacam ini jutru tidak lahir dari IDP maupun Syafaad. Seharusnya sekarang adalah waktu yang tepat bagi mereka untuk memikirkan hal-hal yang menarik yang akan dijual kepada masyarakat, bukan justru bernostalgia pada kebiasaan saling mengklaim keberhasilan satu sama lain.

Kenyataan tidak bisa dipungkiri bahwa petahana meninggalkan hutang yang amat banyak yang belum terlunasi, terbukti kritikan serta penolakan dimana-mana akibat masyarakat kecewa. Kondisi ini bisa menguntungkan Syafaad apabila Syafaad berani menawarkan terobosan yang masuk akal, atau justru IMAN yang akan meraup keuntungan sebanyak mungkin dengan program-program realistis yang mereka tawarkan. Logisnya, siapa yang tak pernah ingkar janji maka dialah pemenang hati masyarakat. 

Pemerhati Dana Mbojo: Ompu Dore

Tidak ada komentar: