Senin, 11 Oktober 2021

Preman di Bima Dibuat Tak Berdaya Oleh Pegawai Koperasi

Kabupaten Bima, Inside Pos,-

Duka kebakaran massal yang menghanguskan 63 rumah di Desa Naru Kecamatan Sape, Kabupaten Bima NTB, Minggu (10/10/2021). Membuat sejumlah elemen terpukul akibat peristiwa yang terbilang menyedihkan itu.

Jika peristiwa kebakaran terjadi sekitar pukul 14.00 Wita. Pada waktu yang sama sekitar pukul 19.00 Wita, di Desa Naru Barat Kecamatan Sape, terjadi peristiwa sadis. Yakni, kasus tindak pidana pembacokan dilakukan pegawai koperasi swasta terhadap salah seorang preman, Minggu (10/10/2021) pukul 19.00 Wita.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kasus pembacokan ini terjadi di RT.10 RW.04 Dusun Lawage, Desa Naru Barat Kecamatan Sape Kabupaten Bima. Terduga pelaku bernama Ridwan, asal Dusun Kalo Desa setempat. Pria 20 tahun ini berprofesi sebagai pegawai koperasi swasta. Sedangkan korban Irwansyah (35) beralamat Dusun Dea, Desa yang sama. 

Akibat kejadian tersebut, korban yang merupakan preman di Sape ini mengalami luka bacok dipunggung bagian kiri, pinggang bawah, tangan kiri dan tangan kanan.  
"Motif kejadian diduga dendam lama. Korban sering kali meminta paksa uang terhadap pelaku," ungkap sumber terpercaya.

Kasus tindak pidana pembacokan ini bermula saat korban bersama sejumlah rekannya sedang duduk sambil meminum minuman keras di Jl. Lintas pelabuhan Sape. Tepatnya di Cabang 4, sebelah selatan Masjid besar Desa Naru. 

Sekitar pukul 18.40 Wita, pelaku melintasi jalan tersebut menggunakan kendaraan roda dua. Pelaku ditahan kemudian diminta paksa uang oleh korban.

"Tak terima diperlakukan seperti itu, pelaku mengambil parang di kediamannya. Lalu, kembali ke TKP kemudian membacok korban," sebutnya.

Melihat kondisi korban mengalami luka serius dan tak berdaya, warga langsung melarikan ke RSUD Bima.
"Diharapkan kepada aparat keamanan menjaga ketat rumah pelaku. Agar tidak terjadi tindakan main hakim sendiri," pintanya.

#tot

Minggu, 10 Oktober 2021

63 Rumah di Sape Hangus Terbakar, Ini Sebabnya


Kabupaten Bima, Inside Pos,-


Sekitar 63 unit rumah panggung dan setengah permanen di Desa Naru Barat, Kecamatan Sape Kabupaten Bima NTB, hangus terbakar. Peristiwa memilukan itu terjadi, Minggu (10/10/2021) sekitar pukul 14.00 Wita.


Berdasarkan data yang dihimpun, peristiwa kebakaran ini di RT.11 dan RT.12 Dusun Kalo. Meski tidak menelan korban jiwa. Namun, kerugian yang dialami korban ditaksir Rp. 7.000.000.000 (Tujuh miliar).


Penyebab kebakaran diduga arus pendek listrik. Kobaran api bermula dari rumah salah seorang warga, Afnah, warga Desa setempat.Tak terkendali, api dengan cepat merambat ke rumah warga lain.


Warga yang melihat peristiwa itu berusaha memadamkan api secara manual. karena padatnya pemukiman warga. Ditambah cuaca yang tidak mendukung disertai angin kencang. Membuat kebakaran massal ini tak terhindarkan.


"Penyebab sebenarnya kebakaran ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian," kata sumber terpercaya.


Sekitar pukul 14.30 Wita, 1 Unit Mobil Dinas Damkar Kecamatan Sape sempat ke TKP. Namun, karena api terus melahap rumah warga, si jago merah tidak mampu dikendalikan.


"Beruntung, 4 Unit Mobil Dinas Damkar Sape dan Wawo menyusun. Tim langsung bergerak cepat memadamkan api di bantu warga," terangnya.


Setelah berhasil dipadamkan secara total. Masyarakat dan korban melakukan pembersihan sisa kebakaran di rumah masing masing.

"Pasca kebakaran situasi Desa Naru Sape terpantau aman dan kondusif. Untuk  sementara, korban masih mengungsi ke rumah keluarga dan warga lainnya," bebernya, sembari menambahkan.


"Diharapkan kepada Pemda Bima, segera memberikan bantuan tanggap darurat kepada korban kebakaran," tandasnya.


#tot

FASH Nilai Main Hakim Sendiri Cederai Supremasi Hukum


Bima, Inside Pos,-

Perilaku main hakim sendiri marak terjadi di Kabupaten Bima. Hal ini menarik perhatian sejumlah aktivis dari Hukum dari Forum Aktifis Sadar Hukum (FASH) di Bima. 


Ketua FASH, Firman menuturkan agar  masyarakat tidak terpancing emosi dan melakukan main hakim sendiri.  Tindakan Hukum Rimba dilakukan masyarakat tidak menunjukan sebagai warga negara yang baik. Penegakan supremasi hukum harus menjadi solusi dalam setiap aksi kriminalitas di Bima.  


"Masyarakat tidak boleh main hakim sendiri. Apalagi dihadapan aparat penegak hukum," tegasnya


Menurutnya,  aksi main hakim sendiri yang dilakukan masyarakat yang ada di beberapa titik di wilayah Kabupaten Bima sangat mencederai proses hukum.


"Menyebabkan pelaku kejahatan meninggal dunia dengan  mengakibatkan akar permasalahan yang muncul tindak pidana menjadi kabur/tidak jelas dan tidak menuai kepastian hukum," ujar Alumni STIH Muhammadiyah Bima


Lanjutnya,  pada Oktober ini, di Kabupaten Bima telah terjadi tindakan main hakim sendiri disejumlah wilayah. Hal ini menyita perhatian publik di NTB. Diantaranya pembunuhan di Kecamatan Bolo yang bermula dari pembacokan. Kemudian pengeroyokan pada insiden diduga pencabulan dan diduga percobaan pemerkosaan Kecamatan Palibelo dan Kecamatan Soromandi. 


"Warga negara yang baik harus menyerahkan sepenuhnya kepada hukum. Peran tokoh masyarakat setempat sangat penting untuk meredam masalah," cetusnya


Selain itu, masyarakat di Kabupaten Bima untuk bersama-sama melawan penyebaran covid-19 dengan cara menggalakkan vaksinasi yang telah disediakan oleh pemerintah, guna meminimalisir penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bima.


"Ayok vaksin. Jangan  terpancing dengan isu hoax yang beredar tentang vaksin yang dianggap mendatangkan penyakit lainnya,"ajaknya


"Pena Bumi

"Sengkarut" Masalah Pupuk Subsidi, Mahasiswa: Bupati Bima Berhenti Tutup Mata

Depan Wahyun Walid, belakang Murad Fadirah


Mataram, Inside Pos,-


Kisruh penyimpangan distribusi pupuk subsidi tak kunjung selesai. Masyarakat Kabupaten Bima masih dililit penjualan pupuk tidak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dijual secara paket. Hal ini disampaikan kordinator LTDS, Wahyudin Awalid, pada media InsidePos_net, Minggu (10/10/2021).


Wahyudin menjelaskan, berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 49 Tahun 2020. Tentang alokasi dan HET pupuk subsidi Tahun 2021. Pupuk subsidi jenis Urea HET itu Rp. 2.250 per kg atau Rp 112.500 per Zak isi 50 Kg. 


"Hasil investigasi kami beberapa wilayah di Donggo. Misalnya di Desa Doridungga, Kala, dan O'o, 1 zak pupuk subsidi dijual antara Rp 130.000 hingga Rp 140.000 per zak," jelasnya. 


Selain itu, sambung aktivis mahasiswa ini, masyarakat juga dibebankan membeli pupuk paket. Wahyudin mengungkapkan, setiap membeli 5 zak pupuk subsidi berjenis Urea, masyarakat harus membeli 1 zak pupuk non subsidi dengan harga mencapai Rp 175.000. 


"Dulu Bupati Bima bicara tidak boleh menjual pupuk sesuai HET dan dijual secara paket. Faktanya, tidak digubris Distributor dan Pengecer," ungkapnya. 


Wahyudin mengendus proses jual beli antara masyarakat dan pengecer yang dinilai bermasalah. "Saat masyarakat membeli pupuk pada pengecer tidak ada kwitansi," katanya. 

 

Senada dengan itu, Murad Fadirah menyebutkan, perubahan aturan tentang Alokasi dan HET tidak mengubah problem dasar pupuk subsidi. Kata dia, masalah penjualan pupuk tidak sesuai HET dan secara paket artinya menjerat petani selama bertahun-tahun. Ini merupakan bukti logika daerah mangkrak dan kehilangan political will Kepala  daerah. 


"Bupati Bima, tolong berhenti tutup mata," pintanya. 


Aktivis mahasiswa yang akrab disapa Murad tersebut, menguraikan kedudukan Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri SE, sebagai kepala daerah dan kepala pemerintahan. Mampu menghentikan mafia pupuk subsidi, artinya masyarakat mendapatkan haknya dengan baik. 


"Daerah punya KP3, mulai Sekda hingga para Kades. Kan bisa berkoordinasi dengan TNI dan Polri. Tidak bisa menuntaskan masalah, bukti kuat Pemkab mengabaikan petani." ujarnya.


Murad menambahkan, masalah pupuk subsidi di Kabupaten Bima khususnya sering terjadi di saat musim tanam terjadi. Petani tadah hujan. 


"Petani  mengalami masalah bertahun-tahun. Saya menduga pengecer kompak jual tidak sesuai HET karena permainan ditingkat distributor. Termasuk tidak tersedianya kwitansi, itu sebagai celah untuk tidak diproses secara hukum," tambahnya.


Karena itu, Murad minta Bupati Bima tidak hanya bicara tindak distributor dan pengecer nakal. Sekarang kita butuh sikap dan integritas untuk akhiri mafia pupuk.


"Problem Solving dari problem pupuk ini Political Will Kepala daerah dan keseriusan Aparat Penegakan Hukum. Polda NTB harus benar turun investigasi di Kabupaten Bima, jangan hanya bicara serius usut, realitasnya tidak ada pengusutan. Masalah ini benar-benar merugikan petani, dan diduga sarat dengan korupsi," pungkasnya.


#tot

Kamis, 07 Oktober 2021

Aksi Sosial PC PMII Bima Distribusikan Bantuan Untuk Warga


Kota Bima, Inside Pos,-


Prihatin terhadap kondisi ekonomi warga tidak mampu dan orang Lanjut Usia (Lansia). Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Bima, bagikan sembako.


Bantuan yang bersumber dari Polres Bima Kota tersebut disalurkan PC PMII Bima di kelurahan Songgela, Kecamatan Asakota, Kota Bima kemarin, Rabu (06/10/21).


"Semoga bantuan sembako ini dapat mengurangi kebutuhan warga ditengah pandemi Covid-19,"ujar Ketua PC PMII Bima, Mirwan pada media ini, Kamis (07/10/2021).


Mirwan berterimakasih kepada Kapolres Bima Kota, yang terus bersinergi dengan OKP kemahasiswaan. Karena selalu bergandengan tangan membantu masyarakat yang berkebutuhan rendah.


"Terimakasih Kapolres Kota Bima," ucapnya.


Sebelumnya kata dia, Kasat Intelkam IPTU M. Ananda, S.Kom mewakili Kapolres Bima Kota Henry Novika Chandra menyampaikan. Bantuan tersebut diserahkan untuk warga yang benar-benar tidak mampu.


"Itu disampaikan pak Kapolres dihadapan OKP yang tergabung dalam Cipayung Plus Bima. Yang terdiri dari perwakilan HMI, PMII, IMM dan KAMMI," kata Mirwan, kutip yang disampaikan Kapolres sembari menambahkan.


"Karena sering dilapangan, kami yakin teman-teman OKP lebih mengetahui kondisi real masyarakat," pungkasnya.


#tot

Hendak Perkosa Seorang Gadis, Supir Truk Ini Justru Mendapat Amukan Massa


Kabupaten Bima, Inside Pos,-


Setelah kasus pembantaian tiga bersaudara di Desa Sondosia Kecamatan Bolo kemarin, Rabu (06/10/2021). Menyebabkan seorang gadis 14 tahun tewas di tempat dan dua lainnya mengalami luka serius. Sementara pelaku pembacokan tersebut akhirnya meninggal ditempat setelah babak belur dikeroyok massa.


Hari ini, Kamis (07/10/2021) Kabupaten Bima kembali mendapatkan berita kriminal terbilang sadis namun memalukan. Yakni, supir Truk berinisial KS (40). Pria yang berasal Dusun Kalaki, Desa Panda Kecamatan Palibelo ini hendak melakukan pemerkosaan terhadap seorang gadis inisial SS, juga beralamat sama.


Karena KS merupakan supir Truk orang tua korban, KS datangi rumah Bosnya untuk mencari Truk. Karena kondisi rumah sepi, KS mencoba melampiaskan nafsu bejatnya kepada korban.


"Saat itu orang tua korban sedang ditempat pacuan kuda Sambinae Kota Bima. Karena rumah sepi, pelaku hendak memperkosa korban," kata keluarga korban, yang enggan disebutkan namanya.


Beruntung saat itu SS tidak menjadi korban pemerkosaan pelaku. Berkat teriakan minta tolong yang keras, korban terselamatkan oleh warga setempat. 


"Warga yang mendengar teriakan korban langsung datang ke TKP. Lalu menghakimi pelaku setelah mendapat pengakuan korban," terangnya.


Berdasarkan informasi yang dihimpun, pelaku sedang di RSUD Bima. Karena luka serius akibat dikeroyok massa, kondisi pelaku sangat kritis. Sementara korban sedang di ruang penyidik Polres Bima Panda, untuk dimintai keterangan.


#tot

Rabu, 06 Oktober 2021

Pelaku Pembantaian Kakak Beradik di Bolo Ternyata Pernah Dapat Ancaman Hukuman Mati

Korban Y alias Ante meninggal ditempat usai dibacok pelaku


Kabupaten Bima, Inside Pos,-


Di Desa Sondosia Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima NTB, Rabu (06/10/2021). Digegerkan kasus pembacokan tiga bersaudara oleh pelaku yang diduga mengalami stres. Peristiwa pembantaian tersebut menyebabkan satu meninggal ditempat dan dua lainnya dirawat intensif di RSUD Bima.


Peristiwa yang menghebohkan Bima-Dompu tersebut terjadi sekitar pukul 11.45 Wita. Lokasi kejadiannya di  RT. 07 Desa setempat.  Dalam kejadian ini, tidak hanya korban yang tewas. Namun pelaku juga meninggal dunia setelah diamuk massa.


Kasus yang merenggut nyawa seorang pelajar ini dilakukan pria inisial S, asal RT. 07 Desa Sondosia Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Duda 52 tahun ini merupakan mantan Narapidana (Napi) dalam kasus pembunuhan dan di vonis ancaman hukuman mati. Kemudian, S menjalani hukuman selama 20 Tahun. Setelah bebas, S kembali ke Desa Sondosia sudah berjalan sekitar 3 bulan.


Sedangkan korban inisial Y alias Ante. Pelajar 14 tahun ini beralamat di RT 07 Desa Sondosia. Perempuan ini mengalami luka bacok di leher dan putus tangan kanan hingga tewas ditempat. Sementara kedua kakaknya berinisial S. Mahasiswa 20 tahun mengalami luka serius dibagian tangan kanan akibat bacokan. Kini S, dirawat inap di RSUD Bima dan kondisinya kritis.


"Hal yang serupa yang dialami M (pelajar-16). Mengalami luka serius dibagian tangan kanan dan leher. Kini juga sedang dirawat RSUD Bima. Kondisinya kritis," ungkap Kapolsek Bolo.


Peristiwa memilukan ini bermula ketiga korban sedang nonton TV dirumahnya. Tiba-tiba pelaku keluar dari Kos yang ditempatinya yang juga dekat dengan rumah korban. Dengan sebilah parang, pelaku mengamuk dan membacok korban Y alias Ante. Karena luka serius dibagian leher dan mengalami putus tangan, nyawa Y tak tertolong.


"Tak tinggal diam, kedua kakak korban S dan M mencoba menyelamatkan adiknya. Namun pelaku tetap saja melayangkan parangnya. Keduanya kini sedang kritis di RSUD Bima akibat luka bacok yang sangat serius," terang Polsek.

Pelaku meninggal dunia usai dihajar rame-rame oleh massa


Melihat korban tiga bersaudara berlumuran darah, masyarakat setempat mengevakuasi korban. Serta mencoba mengamankan pelaku yang sedang memegang Senjata Tajam (Sajam) berupa parang. Sampai di depan RSUD Sondosia, saling kejar mengejar massa dan pelaku tidak membuahkan hasil.


"Sekitar pukul 12.00 Wita, personil anggota jaga Polsek Bolo yang dipimpin KSPKT 3 Bripka Suhendra, membantu warga mengamankan pelaku. Akhirnya pelaku menyerahkan Sajam kepada polisi setelah 

beberapa menit negosiasi. Pelaku di bawa menuju ke arah jalan raya menuju Desa Sanolo, sembari menunggu Kendaraan untuk mengamankan pelaku," terang Polsek.


Emosi massa tak terbendung. Melihat pelaku dibawa oleh polisi, massa melakukan pelemparan batu ke arah pelaku. Akibat kejadian itu, Bripka Suhendra, menjadi korban pelemparan massa. Kepala dan bagian belakangnya mengalami luka serius.


"Pelaku langsung berontak dan merampas senjata api milik Bripka Suhendra. Serta mengarahkan satu peluru ke arah lengan polisi Suhendra, hingga terjungkal di aspal," ungkapnya.


Karena menguasai Sajam dan melakukan perlawanan. Anggota personil Polsek Bolo lainnya mengarahkan peluru terhadap pelaku. Setelah terjatuh, peristiwa pelemparan batu oleh massa ke arah pelaku terus dilakukan. Hingga, pelaku meninggal ditempat.


"Bripka Suhendra yang mengalami luka tembak dan luka di kepala akibat pelemparan oleh massa. Dilakukan evakuasi di Ruang IGD RSUD Sondosia dan di rujuk ke RSUD Bima," tandasnya.


#tot

Berkat Donatur, Rumah Untuk Korban Kebakaran di Donggo Segera Bangun


Kabupaten Bima, Inside Pos,-


Semenjak terjadi kebakaran hebat di Desa Doridungga, Kecamatan Donggo Kabupaten Bima kemarin, Senin (04/10/2021) dini hari. Saat itu pula beragam bantuan datang silih berganti. Mulai dari sembako hingga uang tunai. Sampai hari ini bantuan dari donatur masih disalurkan.


Terhitung sekitar Rp 15 juta uang yang terkumpul dari berbagai donatur. Belum lagi sembako. Karena itu, korban kebakaran direncanakan membangun rumah baru sederhana oleh berbagai elemen di Desa Doridungga. Termasuk pihak pemerintah Desa.


"Terimakasih kepada semua donatur yang sudah berpartisipasi membantu keluarga kami. Mulai hari ini sampai ke depan, kami keluarga berencana membangun rumah untuk korban. Ini semua berdasarkan hasil musyawarah bersama elemen penting di Desa," kata Saiful, keluarga korban pada media ini melalui via WhatsApp, Rabu (06/10/2021).


Untuk material bangunan, kata pria yang akrab disapa Ipul ini, sudah dibelanjakan. Seperti semen, kawat, pasir, bata, dan batu sebagai pondasi. Sementara pengerjaannya akan dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat di Desa Doridungga.


"Semoga pekerjaan baik ini berjalan sesuai yang telah kami rencanakan. Sekali lagi, terimakasih banyak untuk semua donatur yang sudah meringankan beban korban," pinta pria yang juga ketua PK KNPI Kecamatan Donggo ini.


Sementara bantuan Sembako, sambung Ipul, sama sekali belum disentuh. Semuanya akan dipergunakan untuk kebutuhan hidup korban.


"Sementara ini belum kami sentuh," tuturnya.


Rumah milik Hartono dengan isterinya Namrah, warga Desa Doridungga Kecamatan Donggo Kabupaten Bima ini mengalami kebakaran yang sangat dahsyat kemarin, Senin (04/10/2021). Motif kebakaran rumah panggung 9 tiang tersebut belum diketahui.


Akibat peristiwa yang memprihatinkan itu, surat-surat penting yang tersimpan rapi dalam rumah korban ikut menjadi abu. Misalnya, beberapa ijazah anak korban, KTP, dan surat penting lainnya. 


Karena itu, korban mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Yakni sekitar Rp 20 juta. Beruntung dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa.


#tot

Prihatin Terhadap Korban Kebakaran, GPDeska Sodorkan Bantuan


Kabupaten Bima, Inside Pos,-


Beberapa hari lalu, Senin (04/10/2021) sekitar Pukul 01:24 dini hari. Satu unit rumah

di Desa Doridungga, Kecamatan Donggo Kabupaten Bima mengalami kebakaran yang sangat dahsyat.


Yakni, Rumah milik Hartono dengan isterinya Namrah dan anaknya Nurfadilah ludes terbakar. Hingga saat ini motif kebakaran rumah panggung 9 tiang tersebut belum diketahui.


Akibatnya, surat-surat penting yang tersimpan rapi dalam rumah ikut menjadi abu. Misalnya, beberapa ijazah anak korban, KTP, dan surat penting lainnya.


Akibat peristiwa yang mengejutkan itu, korban mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Yakni sekitar Rp 20 juta.


Kaitan itu, Gerakan Muda Desa Kala (GPDeska) Desa Kala Kecamatan Donggo menyambangi langsung korban kebakaran di Desa setempat.


"Tadi pagi sekitar pukul 09.30 pagi, kami kunjungi sekaligus beri bantuan untuk keluarga korban kebakaran," beber Andria Rizki, Ketua GPDeska pada media ini, Rabu (06/10/2021).


Dia menerangkan, bantuan yang disalurkan berupa Rp 1 juta dan 30 Kg beras. Meski tak seberapa, dia berharap bantuan yang disalurkan semoga dapat meringankan beban korban.


"Bagi kami ini tidak terlalu besar. Tapi semoga dapat meringankan beban keluarga yang menimpa bencana kebakaran," pintanya.


#tot

Selasa, 05 Oktober 2021

Anak Pergoki Sang Ibu Diperkosa Pria lain

Korban dievakuasi ke PKM Soromandi setelah babak belur dihajar massa.


Kabupaten Bima, Inside Pos,-


Pelaku kejahatan seksual terhadap wanita 40 tahun di Desa Sampungu, Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, babak belur dihajar massa, Senin (04/10/2021).  Peristiwa memilukan itu terjadi di sebuah gubuk di lahan bawang di  So Toloncia  Desa Sampungu.


Kasus asusila ini dilakukan pria berinisial M (35) asal Dusun Nanga Fanda, Desa setempat terhadap NH (40) yang tidak lain tetangganya sendiri.


Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.00 Wita. Bermula ketika korban sedang istirahat karena sakit di gubuk lahan bawang miliknya di So Toloncia.  Memanfaatkan kondisi sepi, terduga pelaku tiba-tiba naik di gubuk dan melampiaskan nafsunya terhadap korban.


"Karena posisinya dalam keadaan sakit, korban tidak bisa berkutik," ungkap Kapolsek Soromandi, Ipda Zulkifli pada media ini, Senin (04/10/2021).


Perbuatan bejat pelaku rupanya dipergoki H, anak korban lalu teriak minta tolong. Dia juga melaporkan kejadian yang dialami sang ibu itu pada bapaknya.


"Namun saat itu, anak korban sempat diancam akan dibunuh oleh terduga pelaku," kata Ipda Zulkifli, kutip keterangan anak korban.


Sekitar pukul 13.40 wita, suami korban bersama anaknya melaporkan kasus ini ke Sekdes Sampungu. Mendapat informasi tersebut, pemerintah setempat langsung mengamankan terduga pelaku di rumah panggung 9 tiang milik S, warga di RT. 02 RW.01 Dusun Nanga Fanda, Desa setempat.


"Warga yang geram langsung mengepung lalu menghakimi pelaku sampai babak belur," ungkapnya.


Melihat pergerakan massa tak terbendung, Sekdes setempat melaporkan peristiwa itu ke Polsek Soromandi. Mendapat laporan itu anggota Polsek yang dipimpin Ipda Zulkifli langsung bergerak cepat ke TKP. Alhasil, terduga pelaku berhasil diamankan. Meski sempat dihadang ratusan warga.


"Saat itu, terduga pelaku langsung dilarikan ke Puskesmas Soromandi," terangnya.


Setelah dirawat, terduga pelaku dijemput Tim Puma untuk diamankan ke Polres Bima. Untuk menghindari reaksi massa. 


"Kini terduga pelaku sudah diamankan di Polres Bima untuk diproses," tutupnya. 


#tot

Senin, 04 Oktober 2021

Rumah Panggung 9 Tiang di Donggo Dilahap Si Jago Merah



Bima, Inside Pos,-

Satu unit rumah di Desa Doridungga Kecamatan Donggo-Kabupaten Bima, ludes terbakar, Senin 4/9 Pukul 01:24 dini hari. Seluruh isi rumah yang ditempati Hartono dengan isterinya Namrah dan anaknya Nurfadilah tidak berhasil diselamatkan. 


Beruntung dalam tragedi kebakaran itu, penghuni rumah sedang dirumah kerabatnya di Desa Doridungga. Api pertama kali dilihat oleh tetangga korban. 


Sumber media ini, Ketua PK KNPI Donggo, Saiful menuturkan, kebakaran itu hanguskan rumah panggung 9 tiang. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.


"Lokasi kebakaran terjadi di RT 01/RW01 di Desa Doridungga. Seisi rumah tidak bisa diselamatkan karena api sudah besar ketika warga melihat," bebernya


Lanjut Saiful, berdasarkan keterangan isteri pemilik rumah, Namrah, kerugian dari kebakaran tersebut mencapai Rp. 18.2 juta. 


"Uang yang saya simpan di lemari sebanyak Rp. 2 juta, emas 3 gram seharga Rp. 2.6 juta, satu lemari, Rp.1,2 juta, kerugian lainnya yang tidak bisa dirincikan senilai Rp. 12.2Juta. belum termasuk kerugian semua dokumen ijazah milik ananya," terangnya


Sementara motif kebakaran belum teridentifikasi. Dugaan sementara, api berasal dari dapur. 


"Api awal muncul dari dapur setelah itu merembet kemana-mana. Beruntung cepat dilakukan pemadaman oleh warga sehingga api tidak mengenai rumah warga lainnya," imbuhnya


Ia juga berharap kepada pemerintah Kecamatan Donggo dan Pemkab Bima untuk membantu korban kebakaran. Menurut Saiful, rumah tersebut satu-satunya tempat tinggal tiga anggota keluarga. 


"Mudah-mudahan warga kami dibantu. Kasihan tidak ada lagi yang bisa diselamatkan," pungkasnya


"Pena Bumi