Bima, InsidePos,-
Saat debat terbuka Pasangan Calon (Paslon) Bupati-Wakil Bupati Bima Tahun 2020 yang digelar KPU Kabupaten Bima di gedung DPRD Bima, Sabtu 7/11. Kegiatan dengan tema "Debat terbuka penguatan potensi dan strategi daerah untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat" tersebut, Paslon IMAN diakui menguasai panggung debat.
Pandangan Asrul Raman, Dosen di Universitas Al-Azhar Indonesia. Yang merupakan akademisi hebat. Mengakui pemaparan Calon Bupati-wakil Bupati, dr H. Irfan dan H. Herman AE ST (IMAN) pada perdebatan yang berlangsung selama enam segmen tersebut.
Menurut pria yang juga berkompeten dalam menganalisis politik ini, Paslon nomor urut satu tersebut memaparkan visi misi serta program secara baik dan sistematis. Semuanya berdasarkan kondisi realitas sosial di Kabupaten Bima, ketimbang Paslon nomor dua dan tiga. Hal ini bisa jadi dilatarbelakangi daya kritis yang dimiliki Paslon IMAN. Karena belum terkontaminasi dengan jabatan.
"Iya benar, pasangan IMAN lebih menguasai panggung debat dengan konsep pikiran cerdas membangun Bima lima tahun kedepan, ketimbang dua Paslon lainnya," ungkap Asru, ketika diminta komentarnya melalui via WatsAap, Sabtu sore 7/11.
"Industrialisasi yang dimaksud Paslon IMAN itu, saya menangkapnya dengan the big corporate/investasi kakap. Industrialisasi berkelindan dengan investasi. Bagi saya, dalam kacamata pembangunan, industrialisasi itu tidak harus investasi. Namun bisa dilakukan oleh kelompok solidarity economi seperti koperasi, Baitul Mall Wa Tamwil (BMT), dan lainya. Paslon IMAN rinci menyampaikan program-program nya. Seperti rumah tahfiz, membuka ribuan usahawan baru, dan lainnya. mungkin bisa dibilang, ada pikiran baru dalam cara pandang Paslon IMAN terhadap pembangunan Bima," jelasnya.
Sedangkan Pasangan nomor urut dua (Syafaad), dalam tataran dokumen visi misinya, Asrul menilai bagus. Hanya saja tidak digali secara utuh dan rinci saat debat. Sehingga cenderung terlihat hanya mengkritisi Paslon nomor tiga (IDP-Dahlan).
"Saya melihat secara psikologis, IDP-Dahlan kayaknya anti kritik. Pertanyaan yang diajukan pasangan Syafaad ke IDP-Dahlan tentang alasan kenapa kantor DPRD tidak dipindah? Ini menurut saya, secara tidak langsung menegaskan bahwa pasangan Syafaad ingin mengatakan, (saya sudah pindahkan Kantor Bupati Bima. Kenapa saat IDP-Dahlan menjabat tidak mampu memindahkannya?)," Analisisnya.
Sementara debat visi misi Paslon nomor urut tiga menurut Asrul, lebih banyak "pengandaian". Sehingga keberhasilan kinerjanya selama ini tidak dijelaskan secara jelas. Padahal, sebenarnya ada kartu truf yang bisa dimainkan. Yaitu gender inklusif. Maksudnya, satu-satunya Paslon perempuan yang bisa dimanfaatkan dengan uraian penjelasan dalam berperspektif gender.
"Itu tidak dilakukan. Secara keseluruhan IMAN lebih bagus pada perdebatan dan menguasai panggung. Sisi lainnya, debat terbuka ini bagus untuk mengukur pemahaman Paslon terhadap problem daerah. Sehingga bisa mengurutkan mana yang diprioritaskan diselesaikan," tutupnya.
"Ketiga paslon saya melihat, hanya Paslon IMAN yang mampu mengemukakan solusi tepat dengan menawarkan visi dan misi serta program yang jelas. Lebih tehnis dan terarah terhadap kebutuhan masyarakat Bima. Misalnya, membangun industrialisasi garam. Ini bagi saya langkah taktis atas persoalan petani garam. Dengan industrialisasi garam, maka berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru. Dan ini bermuara pada peningkatan derajat hidup rakyat," urainya dihubungi via WatsAap.
Tak hanya itu, diakui Masdin, Paslon IMAN mendominasi debat dengan nalar akademis dan ilmiah. Mampu melahirkan jawaban atas persoalan rakyat di kabupaten Bima secara menyeluruh. Sementara dua paslon lain masih normatif. Tidak mampu menjelaskan secara detail bagaimana mengarahkan masyarakat Bima keluar dari problematika yang sedang terjadi.
"Tadi IDP-Dahlan lebih memperlihatkan kegagalan mereka selama lima tahun memimpin Bima. Gagal mengejar kesejahteraan. Salah satu tolak ukurnya adalah rendahnya IPM Kabupaten Bima. Yakni Bima berada pada angka paling terakhir dari kabupaten lain se-NTB. Sedangkan pasangan IMAN saya melihat justeru melahirkan solusi untuk rakyat," ungkapnya sembari menambahkan.
"Lihat saja dengan program BPJS Gratis, Beasiswa prestasi lebih dikedepankan. Serta pengembangan sektor ekonomi petani, peternak dan Nelayan. Juga mengakselerasikan produksi unggulan rakyat dengan pasar-pasar luar daerah. Hingga menjamin ketahanan harga yg menjanjikan," bebernya.
Dari kesimpulan debat tersebut tambah Masdin, pasangan IMAN memperoleh apresiasi dari dua Paslon tentang ide dan gagasan yang solutif untuk kabupaten Bima.
IMAN diterima sebagai sosok pemimpin dan Calon kepala daerah yang tidak memiliki cacat moral. Berbeda dengan IDP-Dahlan, mereka gagal menemukan format tentang menghadirkan investasi ke Bima. Faktanya dari 2000 lebih proses perijinan yang diterbitkan oleh Bupati Bima hanya dua investasi yang benar-benar serius.
"Artinya Kepala Daerah gagal mempromosikan sumber daya Bima ke dunia luar. Kegagalan itu lebih disebabkan oleh tidak fokusnya pemerintah daerah menggenjot pembangunan daerah. Akibatnya, kualitas SDM di Kabupaten Bima pada masa kepemimpinan IDP-Dahlan tidak berkualitas dan bermutu," pungkasnya.
#tot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sampaikan dengan baik dan benar