Jumat, 30 Agustus 2019

Kembangkan Sektor Peternakan Solusi Hutan Hijau

Foto: Surawan, S.Pd Guru Bahasa Inggris SMAN 1 Soromandi Kabupaten Bima-NTB
Bima,Inside Pos,-
Oleh: Surawan S.Pd Guru Bahasa Inggris ( Mantan Kepala Sekolah SMAN 1 Soromandi)

Banyak cara telah dilakukan untuk mengembalikan kelestarian alam dataran tinggi tetapi hasilnya nihil. Tidak terhitung bermilyar milyar anggaran dikucurkan habis tanpa makna.

Kegagalan tersebut tidak terlepas dari konsep penataan hulu yang melupakan historis yang telah diajarkan, dibuktikan dan diwariskan oleh para pendahulu dan leluhur Bima.

Cara leluhur menjaga kelestarian alam yaitu dengan menghadirkan sumber ekonomi dan kesejahteraan diwilayah dataran tinggi yaitu TERNAK. Tidak mengherankan jika pada zaman lampau populasi ternak didataran tinggi bima jauh melampaui jumlah populasi manusia yang ada di bima

Ajaran tersebut menggaris bawahi satu hal fundamental bahwa, ketika ternak tidak lagi ada di dataran tinggi maka tidak ada lagi sumber ekonomi didataran tinggi, ketika itulah terjadi peralihan sumber ekonomi dari ternak ke kayu. Pohon pohon kemudian ditebang dan dijual sebagai sumber ekonomi baru didataran tinggi hingga seperti yang kita saksikan sekarang dataran tinggi menjadi kering dan tandus.

Saat kondisi dataran tinggi tandus dan tidak ada lagi sumber ekonomi, dataran tinggi kemudian dimanfaatkan sebagai laham pertanian tadah hujan sebagai sumber ekonomi baru. Ketika dijadikan sebagai lahan pertanian tadahujan tersebut dataran tinggi semakin kering akibat "NGOHO", pembakaran semak belukar dilakukan menjelang musim penghujan sebagai persiapan lahan pertanian.

Alhasil tanaman reboisasi_pun ikut mati terbakar. Sesungguhnya pendekatan reboisasi memang kontradiktif dengan kondisi dimana masyarakat menebang kayu itu karena tidak merasa butuh dengan kayu atau pohon. Tentunya jika diminta untuk menanam dan merapat pohon baru tentu saja tidak akan berhasil karena masyarakat tidak butuh pohon baru.

Cara terbaik adalah dengan menghadirkan TERNAK diwilayah dataran tinggi Kab Bima. Semakin banyak ternak yang dihadirkan maka semakin lestari dataran tinggi dan tentunya semakin makmur warga  Bima.

Kenapa demikian, karena warga kembali menjadikan ternak sebagai sumber ekonomi dataran tinggi, bukan lagi menebang kayu atau bertani tadahujan sebagai sumber ekonomi dataran tinggi.

Demikian halnya kenapa akan semakin hijau, secara otomatis ketika banyak ternak didataran tinggi maka peternak kemudian akan menjaga kenyamanan ekosistem lingkungan kehidupan ternaknya, dengan sendiri peternak atau pemilik lahan akan menanam banyak pohon sebagai pelindung ternak ternaknya sembari juga mengharapkan hasil dari pepohonan yang dapat dipanen buahnya sebagaimana pada zaman lampau kita mengenal istilah ".LAO DEI JAMBU ". Artinya pohon yang kedepan akan banyak ditanam adalah pohon buah sehingga terjadilah satu konsep peternakan yang terintegrasi.

Al hasil pepatah arab itu benar adanya, " negeri kaya ternak tidak akan miskin, negeri miskin ternak tidak akan kaya ". Ternak tidak hanya akan membawa kemakmuran ekonomi sebuah negeri tetapi juga menciptakan kelestarian alam.

Hal tersebut sejalan dengan petuah leluhur Bima " jika ingin alam ini lestasi maka hadirkan sebanyak mungkin mahluk bernyawa ( ternak ) didalamnya, karena Tuhan akan menjaga mahluknya dan kita akan belajar bagaimana mencintai, menyayangi serta berbagi pada ternak yang dimiliki".

***

Tidak ada komentar: