Tampilkan postingan dengan label Pariwisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pariwisata. Tampilkan semua postingan

Selasa, 29 Agustus 2023

Program Dana Indonesiana, Kementerian Kebudayaan Gelar Acara Budaya Ntumbu Tuta di Destinasi Wadu Pa.a



Bima, Inside Pos,-

Kementerian Kebudayaan Pusat di Jakarta melakukan kegiatan pagelaran acara Ntumbu Tuta di Destinasi Wadu Pa.a Desa Kananta-Soromandi Kabupaten Bima. Giat nuasana adat dana budaya itu terlaksana sejak Mei-Agustus bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI ke 78. 

Dr. Khairul Ammar menjelaskan kegiatan itu merupakan program Dana Indonesiana. Acara yang berlangsung meriah itu dilakukan di dua lokasi yang berbeda. Yakni di Destinasi Pariwisata sejarah Wadupaa dan Aula Desa Kananta. 



Kata Ammar, kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian Kementerian Kebudayaan untuk mempromosikan khasanah budaya di Daerah Timur Bima-NTB. Tujuannya agar budaya lokal seperti Ntumbu Tuta (Adu Kepala) dapat dikenal secara luas di Nusantara maupun luar negeri.

"Antusiasme masyarakat sangat tinggi terhadap acara budaya seperti itu. Apalagi dilakukan di Destinasi Pariwisata sejarah Wadupaa," ujarnya 

Lanjut Doktor Olahraga ini, Kegiatan budaya juga sebagai bentuk apresiasi pemerintah pusat tentang kearifan lokal. Penting untuk dikenalkan. 

"Kita perlu memperhatikan budaya kita dengan serius. Kegiatan ini merupakan program andalan yang harus didukung dan dilestarikan," ujarnya. 

Tidak hanya itu, Ammar juga berharap, bahwa permainan tradisional ini menjadi kekuatan budaya Kabupaten Bima lebih khusus Wisata Budaya Desa kananta Kec. Soromandi Kab. Bima kedepan.

"Kegiatan budaya itu perlu bimbingan dan tempat pelatihan untuk generasi selanjutnya. Kami akan memikirkan secara serius agar khasanah budaya Bima tetap lestari sepanjang jaman," pungkasnya. 

#Pena Bumi

Senin, 06 Juni 2022

Kesan Tak Sedap di Event Tambora, Kadis Disbudpar Dompu Sorot Kesadaran Masyarakat

Kadis Disbudpar Kabupaten Dompu, Ir. Abdul Muis M.Si.

Kabupaten Dompu-NTB, Inside Pos,-

Event Festival Pesona Tambora (FPT) ke 702, yang digelar di Sabana Doro Ncanga Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu NTB, 4-5 Juni 2022 kemarin menuai beragam keluhan. Tak sedikit warganet memberikan komentar pedas di dunia maya Facebook, pasca kegiatan tahunan itu diselenggarakan.

Keluhan itu mulai dari penemuan kotoran manusia yang dibungkus pakai plastik kresek, penyediaan WC umum, tempat pembuangan sampah, hingga botol Miras berserakan usai event berlangsung.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Dompu NTB, Ir. Abdul Muis M.Si angkat bicara. Muis mengaku tidak menyaksikan secara langsung beragam peristiwa yang dinilai buruk saat event FPT berlangsung dan pasca kegiatan digelar.

"Saya tidak menyaksikan langsung kejadian yang sebagaimana yang dikeluhkan masyarakat saat acara berlangsung," ujar Muis, dihubungi  via WhatsApp, Senin (6/6/2022).

Menurut Muis, dalam event apapun pasti meninggalkan kesan. Itu hal lumrah terjadi. Terkait penemuan kotoran manusia yang dibungkus pakai plastik kresek dan penyediaan air bersih yang minim. Muis mengaku, sejak awal panitia pelaksana kegiatan event FPT sudah menyediakan sarana dan prasarana.

"Bersama DLH Kabupaten Dompu, kami sudah menyediakan beberapa WC umum sekaligus air bersih. Tidak hanya itu, kami juga membagikan karung serta plastik kresek berukuran jumbo untuk pengunjung di lokasi acara. Supaya mereka tidak membuang sampah sembarangan," jelasnya.

Beragam kritikan dan komentar pedas masyarakat Bima-Dompu yang seolah menyudutkan kinerja panitia pelaksana yang tidak maksimal. Bagi Muis, itu hal lumrah. 

"Setiap kegiatan pasti meninggalkan kesan buruk dan baik. Itu tergantung kita melihatnya seperti apa," ujar Muis.

Muis menegaskan, peristiwa memalukan itu merupakan kurangnya kesadaran masyarakat. Pengunjung tidak memanfaatkan dengan baik sarana dan prasarana yang disediakan panitia.

"Kita sudah menyiapkan semuanya. Hanya saja pengunjung tidak memanfaatkan dengan baik sarana yang kami sediakan. Kalau asumsinya tidak ada anggaran, anggaran ada. Cuman kami tidak ingin anggaran negara tersebut dibuang cuma-cuma. Kegiatannya kan cuman dua hari," tegasnya.

Karena itu kata dia, masyarakat harus mulai sadar tentang lingkungan. Membuang sampah sembarangan adalah perilaku yang tidak baik. Apalagi kata dia, merusak wajah Destinasi seperti Gunung Tambora sama halnya mencoreng nama baik NTB di mata dunia.

"Kasus seperti ini semoga tidak kita temukan di event Tambora menyapa dunia tahun depan," pintanya.

Muis kembali menerangkan, sejak tadi pagi sejumlah elemen sudah dikerahkan ke lokasi diselenggarakannya Event FPT kemarin. Termasuk DLH Kabupaten Dompu. Meninjau sekaligus membersihkan sampah-sampah yang berserakan di TKP.

"Saya baru pulang dari lokasi. Semua elemen ke sana," pungkasnya.

#Tot

Event Tambora Menyapa Dunia Kali Ini Meninggalkan Kesan Yang "Tidak Enak"

Potret pengunjung Festival Pesona Tambora (FPT). (Gambar diambil dari pemilik akun Facebook, Dian Ariska).

 
Dompu NTB, Inside Pos,-

Gelaran Akbar tahunan Festival Pesona Tambora (FPT) sukses digelar. Event dengan tema "Dunia menyapa Tambora' dihelat di Sabana Doro Ncanga Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu NTB, 4-5 Juni 2022.

Memperingati meletusnya Gunung Tambora yang ke 207 ini berbagai event ditunjukkan. Sebut saja pertunjukan tarian tembe nggoli, pentas seni budaya, hingga dzikir bersama.

Dalam acara rutin tahunan ini dihadiri Gubernur NTB, Bupati Dompu, dan ribuan masyarakat berbagi daerah di NTB.

Penyelenggaraan letusan Gunung Tambora yang diselenggarakan sejak tahun 2005 ini. Para ahli menyebutkan sebagai "The Year without Summer" maksudnya tahun tanpa musim panas.

Dampak letusannya diakui melewati batas Benua Asia. Benua Amerika dan Eropa juga ikut merasakan betapa dahsyatnya letusan Gunung Tambora. Bahkan, dampaknya mampu mengubah iklim dunia.

Dibalik cerita menarik itu, FPT ke 207 kemarin meninggalkan cerita yang tak tidak pantas untuk ditiru. Pasalnya, event "Teka Tambora" kali ini menyisakan kesan buruk bagi sebagian masyarakat Bima dan Dompu NTB.

Keluhan tidak enak tersebut datang dari berbagai sudut pandang netizen. Tak sedikit dalam Media Sosial (Medsos) Facebook, mereka menceritakan "kesan buruk" event Tambora Menyapa dunia. 

Yakni, ditemukan kotoran bertebaran diantara tenda disaat malam acara FTP. Bahkan ada yang menemukan kotoran manusia dibungkus plastik kresek. 

"Jijik sekali. Kotoran bertebaran diantara tenda. Tidur sambil hirup bau kotoran, bahkan sempat injak kotoran yang dibungkus plastik," tulis akun Facebook Budiyanto dalam bahasa Bima.

Dalam postingan tersebut ramai diperbincangkan dan viral di media sosial Facebook. Banyak warganet yang menyesalkan kondisi yang dinilai menjijikkan ini. Panitia pelaksana kegiatan FTP dituding tidak memiliki kesiapan maksimal terhadap pelayanan pengunjung.

"Lain kali bawa cangkul dan air yang banyak, biar bisa gali lubang sendiri untuk buang kotoran," jawab akun Pelangi Celuler.

"Gimana gak gitu, air dan WC terbatas," timpal akun Ina La Ndua.

Penampakan sampah dan botol Miras berserakan usai kegiatan event FPT.

Tak sampai disitu, usai festival pesona Tambora digelar terlihat sampah dan botol minuman Keras (Miras) berserakan. Banyak pula warganet yang menyesalkan kondisi tersebut. Festival Pesona Tambora (FPT) seharusnya menyisakan cerita indah untuk masyarakat Indonesia khususnya NTB. Namun, berbeda dengan HUT Gunung Tambora yang ke 702 kali ini.

Dari peristiwa ini membuat warganet kembali geram. Kesadaran pengunjung dalam kegiatan FPT dipertanyakan. Terlebih kinerja panitia pelaksana kegiatan dinilai tidak disiplin. Tidak menyediakan tempat untuk pembuangan sampah.

Mengutip postingan video akun Facebook Ama Ompu, yang  menyayangkan kondisi pasca even FPT tersebut. Dia menyebutkan, meski penyediaan tempat sampah oleh panitia tidak ada. Masyarakat pengunjung festival tidak boleh membuang sembarang.

"Kalo tidak ada tempat sampah, buang sampah pakai plastik simpan di jok Motor atau simpan di Mobil," ujar akun Ama Ompu melalui video unggahnya.

Dalam unggahan video berdurasi dua menit empat detik itu ramai dikomentari. Tak sedikit yang memberikan apresiasi. Bahwa masyarakat harus sadar terhadap lingkungan. "Kesadaran itu yang utama," komen Om Robert

"Betul sekali bung. Sampah mu tanggung jawab mu. Pengunjung usahakan bawa kresek masing-masing, kalau tdk sempat bawa kresek kantong celana bisa bermanfaat," tulis Alan.

"Benar sekali Ama Ompu," akui Muhammad Alsalim Ramadhan.

Hingga berita ini dipublikasikan, Kepala Dinas Kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Dompu, Ir. Abdul Muis M.Si, dihubungi via WhatsApp tidak mengangkat telepon dari media ini.

#Tot

Senin, 15 November 2021

Terkait Bangunan Sepanjang Pantai, Camat Soromandi Sudah Koordinasi ke Dinas PUPR


Bima, Inside Pos,-

Bangunan Sepanjang bibir pantai Desa Lewintana dan Desa Bajo dikeluhkan warga.  Sejumlah bangunan itu dianggap merusak lingkungan sekitar. Terutama hutan Bakau. 


Terkait isu bangunan ilegal itu, Tahun 2020 lalu, Camat Soromandi, Zulkifli, SH, M.Hum melakukan koordinasi dengan Dinas PUPR Bidang Tata Ruang Kabupaten Bima. Namun , bangunan itu tetap saja tumbuh liar. 


"Saya sudah koordinasi dengan Dinas PUPR, tapi diarahkan ke pihak Propinsi NTB. Tapi tidak menutup kemungkinan kami akan melakukan tindakan sesuai mekanisme dalam waktu dekat," ujar Camat, Senin 15/11 siang tadi


Camat juga sudah melakukan tinjau lokasi. Ia mengaku, memang keadaan sampah sekitar bangunan bibir pantai di Desa Bajo dan Lewintana sangat berdampak dengan ekosistem dan biota yang hidup. Lebih-lebih di Desa Lewintana, ada Hutan Mangrove yang harus dijaga kelestariannya. 


"Lingkungan kita harus terjaga. Sebagai pemerintah, kami sudah koordinasi dengan pemerintah Desa maupun masyarakat pada waktu sholat di mesjid," terangnya


Kepala Desa Bajo, Sa'ban H. Ibrahim mengaku sudah sudah melakukan sosialisasi. Ia mengaku bangunan itu tidak memiliki izin. Sejak Pemerintahan Camat Soromandi yang pertama, sudah ada surat himbauan.


"Ini soal nurani masyarakat. Kalau Pemerintah sudah melakukan sosialisasi agar tidak ada bangunan," ujarnya singkat melalui telepon seluler


Ketua BPD Lewintana, Suhardiman mengaku pernah mendapatkan informasi langsung dari Camat Soromandi terkait bangunan tak berizin sepanjang bibir pantai. Meski menurutnya tidak ada masyarakat yang keberatan namun jika melanggar, kita serahkan kepada pemerintah Kecamatan dan Kabupaten untuk ambil sikap. 


"Untuk bangunan ini kami serahkan kepada pemerintah Kecamatan dan Kabupaten Bima," katanya 


Untuk diketahui, baru-baru ini akun Facebook Serikat Nelayan Nahdatul ulama Kabupaten Bima, protes bangunan tersebut melalui postingannya. 


"Assalamu'allaiku Wr.....Wb. Dengan ini Kami dari Pengurus Cabang Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama Kab. Bima meminta dengan tegas kepada Bapak Camat Soromandi dan Instansi terkait agar mentertibkan bangunan yang tidak berijin yang di bangun di  Desa Lewintana Kec. Soromandi karna akan merusak tanaman Magrove di sekitar itu," tulisnya 


#Pena Bumi

Senin, 13 September 2021

DP Geopark Tambora Kompak Dukung Digitalisasi Data Wisata

 


Bima, Inside Pos,- 

Webinar Ngobrol Pintar (Ngopi) digelar Dewan Pelaksana (DP) Geopark Tambora, Jum'at 10/9 lalu berjalan sukses. Kegiatan webinar ini sudah kali ketiga diadakan melalui aplikasi Zoom. 


Webinar Ngopi ketiga kalinya, pihak penyelenggara DP Geopark Tambora mengangkat tema "Pemantauan Pengunjung Wisata Berbasis Online, Menuju Digitalisasi Data Pariwisata di Pulau Sumbawa,". 


Menariknya, Narasumber dari Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kementrian LHK RI, Joko Iswanto, SP, MH, turut bergabung dalam diskusi tersebut. Termasuk, tiga Narasumber lainnya dari Pemprov NTB, Pemkab Dompu dan DP Geopark Tambora sendiri serta puluhan peserta lainnya dari berbagai kalangan.  


Dalam kesempatan Ngopi Online,  General Manager DP Geopark Tambora, Ir. Hadi Santoso, ST, MM, IPM menjelaskan, pentingnya untuk menampilkan data wisatawan yang berkunjung (traffic) pada setiap destiniasi wisata (Geosite) diwilayah Geopark Tambora-NTB. 


Menurutnya, hal tersebut perlu dikembangkan sebagai langkah tepat untuk meningkatkan validitas. Jika terlaksana, akan mempermudah cara kerja kita dan efesiensi waktu. Dengan program digitalisasi, secara langsung managemen Geopark Tambora dimudahkan dalam hal memantau dan membaca data wisatawan. 


“Memanfaatkan teknologi digital, kita dengan cepat memetakan potensi wisata. Berbasis data, kita bisa penentuan kebijakan yang tepat untuk kembangkan Destinasi mendunia ini,"ujar GM Geopark Tambora


Kata Hadi,  diwilayah Geopark Tambora terdapat 34 Geosite yang membentang dari ujung timur Kabupaten Bima hingga KSB. Ia sampaikan kabar baik, jika Proposal pengembangan Geopark Tambora telah mendapatkan perhatian Pemerintah Pusat. 


"Dewan Pelaksana melalui Gubernur NTB, Pak Dr. H. Zulkieflimansyah, pada bulan Juni 2021 lalu telah menerima kabar baik setelah proposal kami kirim ke Pusat. Mudah-mudahan tidak ada halangan nantinya," imbuhnya


Sementara itu, pejabat Kementerian LHK RI, Joko Iswanto, SP, MH, apresiasi dan mendukung keinginan DP Geopark Tambora untuk  digitalisasi data pengunjung. Kata Joko, saat ini teknologi sudah menjadi bagian dari kebutuhan vital. 


“Saya dukung pikiran besar DP Geopark Tambora dkk. Secara langsung kita sudah beberapa kali ketemu Pak Hadi.  Bahkan telah sama-sama turun mengecek beberapa kawasan termasuk Pulau Satonda yang merupakan salah satu dari 18 Kawasan Konservasi di bawah BKSDA NTB. Kami menyambut baik dan mendukung penuh rencana digitalisasi data pengunjung wisata ini. Penting juga kita  berkolaborasi dengan para pihak yang berkompeten dalam pengelolaan kawasan konservasi,” terangnya


Hal senada diungkapkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dompu, H. Khairul Insyan, SE, MM, mengingat di Kabupaten Dompu telah ditetapkan sebanyak 37 desa wisata oleh Bupati Dompu. Dan pihaknya mengakui selama ini masih manual dalam melakukan pendataan wisatawan tertuama wisatan mancanegara dengan mengandalakan data dari Kantor Imigrasi.


“Kami dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu, mendukung DP Geopark Tambora untuk memfasiltasi aplikasi digital dalam mendata wisatawan. Bahkan, dalam waktu dekat saya akan mengundang semua pihak untuk melakukan round table (rapat), agar kita bisa lebih bisa berkolaborasi dengan semua pihak termasuk BKSDA, Balai Taman Nasional Tambora, Pemprov NTB, DP Geopark Tambora, dll,” kata Khairul 


Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan TIK, Yasrul, S.Kom, M.Eng, mewakili Kepala Dinas Kominfotik NTB, menyampaikan siap mendukung sesuai tupoksi Dinas Kominfotik. Menurut Alumnus Pasca Sarjana UGM ini, bahwa pada prinsipnya aplikasi pendataan online gampang dibuat. Namun gampang pula ditinggalkan, sehingga Yasrul mengingatkan agar ada tim yang ditunjuk untuk melakukan operasional dan maintenance kedepannya.


“Dan perlu dilakukan kajian teknis secara mendalam, sebelum akhirnya dilakukan pembangunan atau pengembangan aplikasi. Termasuk proses layanan baik perangkat maupun infrastrukturnya harus benar-benar diperhatikan,” jelas Yasrul.


Sementara dalam session diskusi yang berlangsung semangat, semua peserta mendukung rencana penerepan aplikasi digital, dan memberikan masukan-masukan penting. Antara lain dari Peneliti senior pariwisata, Adi Hidayat Argubi, S.Sos, SST.Par, M.Si,  Rifaid Tambora, Wawan Genpi Bima-Dompu, dll.


#Pena Bumi

Minggu, 05 September 2021

Dihari Penutupan PKKMB, STIPAR Soromandi Bima Tampilkan Karya Seni Yang "Spektakuler"

Sumber Foto: akun Facebook UKM STIPAR Soromandi Bima


Kabupaten Bima, Inside Pos,-


Sangat spektakuler, dihari penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Sekolah Tinggi Pariwisata (STIPAR) Soromandi, Kabupaten Bima NTB. Berhasil menampilkan dan memperagakan karya seni. Serta memperlihatkan beragam motif khas Bima, Dompu, dan Lombok.


Dimalam penutupan PKKMB yang terbilang fantastis itu, STIPAR Soromandi Bima mengangkat Tema fashion show " STIPAR untuk NTB". Mempromosikan motif tradisional daerah untuk dijadikan fashion Kantoran, Casual dan Pesta Glamor. Acara itu diperagakan langsung mahasiswa parawisata di lapangan kampus setempat, Sabtu (04/09/2021).


Dihadapan ribuan mata yang menyaksikan, mahasiswa kampus hijau tersebut menampilkan keterampilannya. Yakni menunjukkan busana hasil rancangan (USKM-STIPAR), Dancer. Dan berbagai produk lokal Stand USKM. Misalnya Sandal rumahan bermotif tenun, Tas motif tenun Bima, Dompu dan Lombok. 


"Kerajinan lain yang dipertontonkan adalah makanan ringan khas Bima (Pangaha Bunga). Syal tenun motif Bima dan Lombok,

Lo'i Nata (Obat tradisional) hasil pemanfaatan pekarangan masyarakat sekitar. Serta Kopi rumahan yang di packing ekonomis dan menarik," beber Ketua STIPAR Abustam, S. Sos., SH., MH, dihubungi media ini via WhatsApp, Minggu (05/09/2021).


Pada kegiatan PKKMB STIPAR Soromandi Bima itu sendiri diikuti 134 peserta Maba (Bukan 279), yang terdiri dari berbagai daerah di Pulau Sumbawa bahkan NTT. Kegiatan ini berlangsung tiga hari. Hingga pada malam penutupan, Sabtu (04/09/2021) kemarin, diumumkan juga peserta Maba terbaik dan kelompok terbaik.


"Kami sangat mengapresiasi panitia. Karena sudah luar biasa membangun serta berhasil mensukseskan Iven besar pada malam penutupan PKKMB tadi malam. Terimakasih juga kepada seluruh civitas akademika Stipar Soromandi Bima NTB, yang sangat kompak, dan solid," ucapnya.


Abustam juga menyampaikan, terimakasih kepada semua elemen yang sudah hadir memeriahkan malam penutupan PKKMB di STIPAR Soromandi Bima NTB. 


"Atas kerja samanya, semoga STIPAR ke depan menjadi kampus kebanggaan masyarakat di NTB umumnya," pungkasnya.


#tot

Minggu, 20 Juni 2021

Swastamita dan Hewan Langka Dibibir Pantai Oi Fanda-Bima Menjadi Idola Wisatawan

 

Sunset atau Swastamita di Oi Fanda Desa Nipa-Ambalawi

Bima, Inside,-

Sunset atau dikenal nama lain Swastamita menjadi keindahan tersendiri di Spot Pariwisata Oi Fanda Desa Nipa-Ambalawi. Proses keindahan alamiah itu, terjadi ketika matahari terbenam dan menghilang di bawah garis cakrawala di sebelah barat. Warna merah di langit pada waktu Matahari terbenam dan terbit disebabkan oleh kombinasi hamburan Rayleigh warna biru dan tingkat kepadatan atmosfer bumi. 


Sunset di Oi Fanda menjadi daya tarik kebanyakan pengunjung untuk mengabadikan keindahan alam. Tak jarang, para pengunjung diberbagai penjuru Desa dan Kota harus bersabar menunggu di lokasi spot pariwasata Oi Fanda hanya untuk mendapatkan gambar terbaik diponsel mereka. 


Itu dialami juga pada puluhan crew Kreator, Filmmaker dan YouTubers Bima-Dompu (KOFYB'20) dan Family Owner Uma Ilo Peta , Sabtu, 19/6 kemarin. Untuk mendapatkan spot foto, crew ini seakan beradu balap untuk sampai dengan cepat dilokasi pariwisata milik daerah Kabupaten Bima itu. 

Penampakan Oi Fanda dipagi hari dengan kejernihan air serta pasir putih yang halus


Benar saja, hanya menunggu tidak sampai 60 menit, para penggila jalan-jalan ini akhirnya dapat foto sunset indah dan menakjubkan dengan balutan pasir putih depan kamera ponsel.


Pendiri KOFYB'20, Ary Ipan (Sutradara Film La Hilla Putri Donggo) mengaku berhasil menangkap gambar sunset terbaik di Oi Fanda. Ia kali pertama mendapatkan kesempatan untuk mengabadikan keindahan alam. 


"Saya tidak yakin mendapatkan gambar bagus seperti ini. Tapi saya coba beberapa kali, akhirnya berhasil," ujarnya dengan senyum bangga 


Ary juga terkagum-kagum dengan panorama alam di Oi Fanda. Air laut yang jernih yang diwarnai dengan pasir putih dibibir pantai. Sangat memanjakan mata.


"Oi Fanda tempat yang indah. Saya sangat nyaman disini dengan suasan yang hijau oleh pohon kelapa yang berjejeran rapi," katanya

Wisatawan lokal dan luar daerah ikut melihat proses penetasan telur penyu


Tak kalah menariknya, Owner Uma Ilo Peta Mama Uni ikut mengesprikan kebahagiaan sekaligus kebanggaannya. Pengalaman pertama melihat langsung proses menetes bayi penyu di Oi Fanda.  Hewan itu langka.


"Ini istimewa sekali. Saya merasakan sensasi melihat penyu menetes dibibir pantai. Momentum yang tidak bisa dilupakan," pujinya


Mama Uni juga apresiasi terhadap teman-teman pemuda Pokmas, Karang Taruna dan Pokdarwis Desa Nipa  yang begitu teliti dan cermat  mengatur parkiran motor pengunjung.


"Hal seperti ini sangat diperlukan diarea spot pariwisata. Keamanan dan kenyamanan. Kami menemukannya di Oi Fanda," terangnya


Sementara itu, Randi Pemuda di Oi Fanda mengaku sejak 3 bulan terakhir ini sudah banyak pengunjung.


"Kita sering publikasi di Dunia Maya. Makanya ada peningkatan pengunjung di Oi Fanda" akunya


Saking banyaknya, pemuda ini menyiapkan perlengkapan perkemahan sebanyak 10 unit.

Allir Coffe merupakan salah satu wadah usaha yang dirintis pemuda di Desa Nipa yang stand by 1 X 24 jam di Oi Fanda


"Ada 7 warung kecil-kecilan disini yang jualan kopi dan kebutuhan pengunjung," terangnya


Pendapatan Pelaku Usaha di Oi Fanda lumayan besar. Tiap hari bisa mendapatkan dari Rp. 400 hingga Rp. 2 jutaan. 


"Apalagi hari libur atau sabtu Minggu. Kita kewalahan menjamu pengunjung," ujarnya


Namun dibalik keistimewaan Oi Fanda, menurut Randi masih ada beberapa kendala yang dialami para pengelola dari Pokmas, Pokdarwis dan Karang Taruna. Diantaranya, akses jalan sekitar satu kilo belum diaspal, jaringan listrik belum masuk ke area vital Oi Fanda dan minimnya perhatian dari pemerintah desa setempat.


"Terutama pengunjung masih kurang sadar membuang sampah disembarang tempat," imbuhnya


Pemuda berbadan tambun ini berharap ada perhatian dari pemerintah untuk membantu mengakses perbaikan jalan, jaringan listrik dan membantu modal untuk Pelaku usaha di Oi Fanda.


"Ini Asset yang harus kita rawat. Perlu ada sentuhan pemerintah juga selain dari kerja mandiri pemuda," pungkasnya


Pena Bumi