Kamis, 01 Oktober 2020

Putra Wapres: Pangan Benteng Terakhir Ketahanan Ekonomi Nasional


Bima, InsidePos,-


Petani merupakan pahlawan ketahanan pangan sebuah bangsa. Namun, para petani tak akan mampu meningkatkan produktivitas tanpa bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Mulai dari Pemerintah, pelaku usaha, swasta, hingga lembaga terkait.


“Petani jangan hanya dijadikan simbol ketahanan pangan, tapi harus bangkit. Kita rawat, kita fasilitasi bersama, kita rangkai dengan berbagai pihak pendukung. Sehingga, petani kita makmur dan sejahtera," kata Ketua Dewan Pengawas Koperasi Mitra Santri Nasional (KMSN), Gus Syauqi dalam sambutannya diacara peluncuran program yang bertajuk 'Tani Mandiri Nusa Tenggara Barat" (Taman Nusatera) di Wawo Kabupaten Bima, Kamis 1/10.


Dijelaskan Syauqi, ketahanan pangan nasional merupakan benteng terakhir dalam ketahanan ekonomi sebuah bangsa Indonesia. Terlebih, saat ini bangsa Indonesia tengah menghadapi ancaman resesi ekonomi akibat pandemi virus Corona. Karena itu kat dia, sinergitas para pelaku usaha khususnya dibidang pertanian sangat dibutuhkan dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Agar kemandirian ekonomi petani dapat terwujud.


“Kita harus membangun sinergi yang terintegrasi, baik pemerintah maupun pihak swasta. Supaya mampu mewujudkan bangsa yang berdaulat dan kuat secara ekonomi," ujar Putra ke-4 Wapres Mar'uf Amin.


Program yang diberi tajuk Tani Mandiri Nusa Tenggara Barat (Taman Nusatera) itu, diresmikan Putra Wakil Presiden sekaligus Ketua Dewan Penasehat KMSN, Gus Syauqi, Kamis 1/10. Launcing kegiatannya bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional tepatnya di Desa Kambilo, Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima.


Sementara, penentuan tanggal 1 Oktober menjadi hari launching program mari bertani. Itu sebagai tanda kebangkitan para petani Indonesia dan kedaulatan pangan Nasional ditengah wabah Covid-19 dan kehidupan New Normal.


Program tersebut adalah bagian dari solusi untuk menghadapi situasi new normal di masa pandemi Covid-19. Tentu dengan kondisi seperti ini, kata Syauqi, Koperasi KMSN bekerjasama dengan Sintesa Persada, hadir meluncurkan program penanaman jagung seluas 10.000 hektar untuk memberdayakan petani di Nusa Tenggara Barat.


"Program Mari Bertani ini kita mulai dari Bima. Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi awal untuk kita bersinergi dalam meningkatkan kesejahteraan petani yang berada di NTB," tutur Syauqi.


Program mari bertani yang diinisasi oleh Wakil Presiden RI, Mar'uf Amin ini dalam rangka pemulihan perekonomian dan ketahanan pangan Nasional. Turut hadir dalam kegiatan launching perdana tersebut, Danrem 162/WB Brigjen TNI, Ahmad Rizal Ramdhani, Pjs Bupati Bima, Ahmad Thamrin, Kapolres Bima Kota, AKBP Haryo Tedjo Wicaksono, Anggota DPRD, dan para tokoh masyarakat serta petani.


Sedangkan peluncuran program Mari Bertani ini ditandai dengan pemukulan Gong oleh ketua KMSN. Sebagai tanda ditabuhnya gong pemberdayaan petani di NTB. Sementara, KMSN dan Sintesa Persada beserta ribuan petani akan melakukan penanaman bibit jagung di 10.000 Hektar lahan yang berada di tiga kabupaten, yakni Bima, Dompu dan Sumbawa.


Dalam peluncuran program mari bertani tersebut juga dirangkaikan dengan pemberian bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan bantuan peralatan pertanian kepada sejumlah kelompok tani. Selain itu, KMSN dan Sintesa Persada juga akan menyalurkan 1.000 ekor sapi kepada kelompok ternak.


Dalam program ini, KMSN dan Sintesa Persada akan menggandeng BNI 46 untuk menyalurkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada para petani. Selain itu, program ini akan melibatkan Jasindo untuk asuransi bila gagal panen serta pihak Pupuk Kaltim (PKT).


#tot

Tidak ada komentar: