Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

Jumat, 08 Januari 2021

Narkoba Musuh Besar Bagi Generasi dan Bangsa

 


Kota Bima, Inside Pos,-

Penulis : Yaumil (Mahasiswa Semester III Muhammadiyah Malang



Seperti yang telah kita ketahui, telah banyak orang-orang dan penerus bangsa yang terjerumus ke dalam jeratan narkoba. Angka pertumbuhan orang-orang yang terjerumus ke dalam narkoba ini bukannya semakin menurun, tetapi semakin meningkat, itupun seperti yang biasa kita lihat dan dengar di dalam berita televisi hanyalah segelintir saja. Masih banyak pengguna atau orang yang terjerumus ke dalam jeratan narkoba namun tidak terdata.



Fenomena ini sering kali disebut seperti fenomena gunung es, yang terlihat hanya puncak saja, hanya sebagian kecil, sedangkan bagian bawahnya hampir tidak terlihat. Begitu pula dengan kasus-kasus pengguna narkoba. Walau narkoba berbahaya bagi semua orang, akan tetapi yang paling banyak mengkonsumsi ternyata para remaja yang masih belum dewasa atau baruk masuk ke dalam sebuah taraf kedewasaan. Banyak sekali sebab-sebab yang membuat para remaja mudah terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba ini, salah satunya adalah penyebab dalam diri dan kepribadian remaja yang biasa disebut faktor disposisi yaitu beberapa hal berikut ini :



Pertama : Dorongan ingin tahu, ingin mencoba, ingin meniru dan ingin berpetualang

Misalnya begini, jika kita ingin tahu mengenai narkoba dengan mencoba rasanya, tentu itu tindakan yang berbahaya. Jika kita ingin meniru hal-hal yang dilakukan oleh pujaan kita walaupun itu hal yang jelek, tentu itu adalah hal yang buruk. Semua pengetahuan tidak semua harus kita dapatkan dengan mencoba, mencicipi langsungkan ? apalagi di zaman serba modern seperti ini, kita bisa mengetahui informasi apapun dengan mudah lewat buku, berita, atau internet.



Kedua : Ketidakmapuan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.

Ketidakmampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan membuat seseorang itu merasa tersisihkan yang pada akhirnya akan membawa ia bergelut dengan dunia yang lain, yaitu sebuah dunia yang dapat memberikan kesenangan sesaat dan bersahabat dengannya. Ya, narkoba. Dunia yang seoalah-olah memberikan kesenangan, akan tetapi sebetulnya yang didapat adalah kesengsaraan.



Ketiga : Ketidakmampuan mengendalikan diri.

Sifat yang satu ini memang sifat khas para remaja, mereka cenderung sulit untuk mengendalikan diri, apalagi jika remaja tersebut tidak memiliki didikan yang baik dalam bidang keagamaan. Rasa sedih, rasa marah, rasa kecewa yang tak tertahankan dan tidak bisa dikendalikan akan dengan mudah menggiring kita kepada hal-hal yang kurang baik



Ke-empat : Tidak memikirkan akibat dari perbuatannya.

Hal yang paling banyak dimiliki oleh orang-orang khususnya remaja adalah seringkali tidak memikirkan akibat dari perbuatan yang dilakuknnya. Seseorang dengan mudah menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi, hal ini dia lakukan tetunnya tanpa memikirkan akibat buruk yang bisa ditimbulkan dari perbuatannya untuk dirinya sendiri dan juga untuk orang lain.



Seseorang yang terjerumus ke dalam narkoba tentunya tidak berpikir mengenai akibatnya di kemudian hari. 

Sebab-sebab orang terjerumus ke dalam lingkaran narkoba tentunya tidak hanya bersumber dari dalam dirinya sendiri, tetapi juga bisa timbul dari lingkungan terdekat yaitu keluarga. Penyebab-penyebab yang bersumber dari orang tua/keluarga biasa disebut faktor penyumbang, diantaranya adalah sebagai berikut :

Orang tua tidak harmonis.

Orang tua bercerai.

Orang tua tidak memberikan Pendidikan agama yang baik.

Orang tua terlalu memanjakan.

Tidak ada perhatian, kehangatan, kasih sayang dan kemesraan dalam keluarga.

Orang tua terlalu memiliki, menguasai, melindungi, mengarahkan, dan mendikte.

Orang tua kurang/tidak ada komunikasi dan keterbukaan.



Penyebab lain yang menjadi faktor para remaja /masyarakat terjerumus ke dalam narkoba adalah lingkungan yang bersumber pada kelompok sebaya/seumur, hal ini disebut juga sebagai faktor pemicu yaitu hal-hal dibawah ini :

Adanya anggota atau kelompok sebaya yang menjadi pengedar narkoba.

Adanya satu atau beberapa anggota kelompok sebaya yang menjadi penyalahgunaan narkoba.

Ajakan, bujukan dan iming-iming teman atau anggota kelompok sebaya.

Paksaan dan tekanan kelompok sebaya, bila tidak ikut melakukan penyalahgunaan narkoba dianggap tidak setia kepada kelompoknya.



Penyebab terakhir adalah yang bersumber dari kehidupan masyarakat atau lingkungan sekitar yang juga merupakan faktor pemicu seperti hal-hal dibawah ini :

Masyarakat tidak acuh, tidak peduli.

Lemahnya penegakan hukum.

Longgarnya pengawasan sosial masyarakan.

Banyaknya pelanggaran hukum, penyelewengan, dan korupsi.

Banyaknya pemutusan hubungan kerja.

Kemiskinan dan pengangguran.

Bergentayangannya pengedar narkoba yang mencari mangsa.

Arus informasi dan globalisasi yang menyebarkan gaya hidup modern.



Narkoba telah merusak masa depan remaja yang menyalahgunakannya. Ironisnya kebanyakan dari mereka tidak mengetahui bahaya dari narkoba tersebut, sehingga kebanyakan dari mereka terus menggunakan drugs sampai sekian lama.



Hingga November 2020 Polres Bima Ungkap 24 Kasus Narkoba.


Kasus narkoba mulai januari hingga November 2020 Sat Narkoba Polres Bima Kota mengungkap 24 kasus narkoba. Dari jumlah itu, ditetapkan sebanyak 28 orang tersangka.

 


Kapolres Bima melalui Kasat Narkoba AKP Wahyudin menyampaikan, terakhir pengungkapan pada tanggal 13 November di Desa Simpasai Kecamatan Monta. Dari jumlah kasus itu, para tersangka terlibat dalam transaksi jual-beli narkoba jenis daun ganja kering dan sabu-sabu. Dari 28 orang tersangka, hanya satu orang tersangka perempuan yang ditangkap pada tanggal 10 Juni 2020 di Desa Tumpu Kecamatan Bolo. Para tersangka dijerat pasal yang berbeda dan diancam hukuman sesuai pasal masing-masing. 



Selama pengungkapan itu diakui Kasat, barang bukti yang berhasil disita sabu-sabu seberat 18,46 gram dan 290 gram daun ganja kering. Dari semua kasus yang diungkap, 20 kasus telah ditahap ll dan IV kasus masih dalam tahap penyelidikan.  Jika dibandingkan tahun 2019, tahun ini lebih sedikit, karena tahun sebelumnya jumlah kasus yang terungkap sebanyak 34 kasus sampai Desember dan ditetapkan 40 orang tersangka.



Kasat meminta supaya masyarakat tetap konsisten membantu polisi untuk menjadikan Kabupaten Bima sebagai daerah yang bebas dari peredaran narkoba. Jika mengetahui adanya transaksi jual-beli narkoba, segera laporkan ke Kasat Narkoba atau ke polisi terdekat, agar mereka bisa segera mengambil tindakan.


Data yang dihimpun oleh tim belum sepenuhnya mendata semua angka kejadian penyalahgunaan narkoba, karena data ini merupakan himpunan pengungkapan kasus dari kepolisian. Jika ditambah dengan kasus yang diungkapkan media massa tetapi tidak masuk dalam catatan kepolisian kita akan menemukan angka penyalahgunaan narkotika dua kali lebih besar. Data di atas akan menjadi sangat mengkhawatirkan jika dilihat dampak psikologis, fisik, dan dampak sosial yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba ini. 


Penyalahgunaan narkoba pada akhirnya timbul sebagai persoalan besar bagi kehidupan anak, keluarga, dan masyarakat bahkan pemerintah.



Generasi yang kecanduan akan menjadi generasi invalid dan tidak produktif bahkan jadi beban bagi masyarakat. Di tengah masyarakat, persoalan ini akan berpotensi menimbulkan tindak criminal dan keributan yang meresahkan. Penyalahgunaan narkoba menjadi bahaya yang tampak jelas, bagi si pengguna akan berdampak secara medis dan psikologis, dan kepada masyarakat sebagai pemicu kriminalitas dan keresahan sosial. Jika ini terjadi kepada kalian para remaja, dikhawatirkan generasi muda Indonesia menjadi generasi cacat dan tidak produktif, dan kota tempat tinggal kalian akan menjadi kota yang rawan tindak criminal dan keresahan sosial.



Kita semua harus lebih berhati-hati karena penyalahgunaan narkoba dan sasaran peredarannya sudah menyentuh anak Sekolah Dasar. Kalau tidak segera diatasi, kemungkinan bahaya lebih besar akan segera terjadi. Persoalan ini masih mungkin diatasi salah satunya dengan mengetahui bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba itu sendiri. Hal lain yang harus kita lakukan bersama-sama dengan masyarakat adalah mulai mengawasi peredaran narkoba di lingkungan bermain anak remaja di lingkungan mereka. Karena bagaimanapun juga ini jelas bertolak belakang dengan apa yang seharusnya terjadi. Narkoba seharusnya digunakan dalam ilmu kedokteran, tetapi dalam kenyataanya banyak disalahgunakan untuk kesenangan semata.



Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari, karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf, sehingga remaja tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja, kalau dirata-ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu-waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.

Minggu, 03 Januari 2021

Destinasi Wisata Sejarah Benteng Asakota Yang Terabaikan

 



Penulis : Ketua KNPI Soromandi, Syuryadin, S.Pd.I (Pena Bumi) 


Bima, Inside Pos,-


Di Daerah Bima-NTB, baik diwilayah Kabupaten maupun Kota, nama Benteng Asakota cukup familiar.  Situs ini memiliki nilai sejarah yang patut dibanggakan oleh kita,  Dou Mbozo. Meski masih terlihat semrawut alias tidak terurus, namun pengunjung dari hari ke hari terus menunjukan peningkatan.


Dalam Peta Geografis, Destinasi ini berada di Desa Punti Dusun Lia Kecamatan Soromandi-Kabupaten Bima.  Menariknya, Benteng Asakota langsung berhadapan dengan lautan lepas. Jika ada ditempat ini,  anda pasti disajikan dengan tjontonan gratis aktivitas nelayan yang sedang menangkap ikan. Atau aktivitas keluar masuk kapal penumpang dan kapal barang. 


Benteng Asakota juga memiliki daya tarik bagi siapapun berkunjung. Terutama bagi wisatawan yang hobi melakukan snorkeling.  Nuansa Alam dibawah dasar laut,  terdapat beberapa jenis terumbu karang yang akan memanjakan mata. Kita juga dapat melihat aneka jenis ikan hias yang mencari sumber makanan disela-sela batu karang.  Disini, kita tidak hanya menjejaki sejarah masa lampau tapi juga menikmati panorama indah dunia bawah laut. Paket komplit. 


Dalam literatur Wikipedia, Benteng Asakota merupakan bekas Benteng pertahanan Belanda untuk Bima. Ditemukan sekitar tahun 1908 (bersamaan dengan meletusnya Gunung Tambora). Benteng Asa Kota ini terdiri dari batu bersusun yang dulu diambil dari berbagai tempat di daerah Bima. 


Barang peninggalan sejarah yang masih tersisa adalah Meriam Kuno yang disebut La Nggali Nggoma. La Nggali artinya Mahal, dan Nggoma artinya Kudis. Meriam ini merupakan meriam induk yang dipasang di sebelah Barat yang menghadap utara yaitu mengarah ke Asa Kota atau Pintu Masuk Kota di teluk Bima. Selain meriam kuno, disini kita juga bisa melihat bekas benteng pertahanan berupa susunan batu-batu yang terlihat sepanjang tebing pantai. 


Di Asakota juga menyimpan cerita-cerita misteri. Kental dengan nuansa magic  yang membuat bulu kuduk kita berdiri. Dahulu sosok Ompu Daga alias Ompu Nggambi (Ompu, seorang kakek,red) adalah penguasa wilayah Benteng Asakota.  Ompu ini dipercaya warga setempat masih hidup dan akan muncul pada momen tertentu. Kepercayaan lainnya,  batu-batu yang tersusun rapi sebagai benteng itu dikerjakan seorang diri oleh Ompu dengan menggunakan kekuatan supranatural. 


Benteng ini dibangun pada sekitar tahun 1667 di sebuah pulau kecil Nisa Soma, tepat di pintu masuk teluk Bima yang diberi nama Benteng Asa Kota. Asa dalam bahasa Bima berarti mulut dan Kota berarti kota. Jadi Asa kota adalah mulut Kota yang menjadi penghubung Bima dengan negeri-negeri lainnya. Menakjubkan!


Sekilas tentang Benteng Asakota dapat kita simpulkan bahwa tempat itu memiliki nilai historis yang tidak kalah menarik dengan destinasi didaerah lain. Tidak heran banyak pengunjung akhir-akhir ini datang berkunjung. Apalagi dihari libur. Pengunjung Tidak hanya mengisi hari libur mereka bersama keluarga, ditempat ini juga beberapa kali diselenggarakan kegiatan reuni, diskusi pemuda dll. Termasuk pada momentum 17 Agustus 2020, Komunitas Wisata Benteng Asakota serta elemen lainnya membuat kegiatan festival budaya. Terdapat 100 tenda peserta mengelilingi area vital Benteng Asakota. 


Dikesempatan itu juga, dirangkaikan dengan pengibaran bendera merah putih dibawah dasar laut. Decak kagum peserta  menyaksikan meriam La Nggali Nggoma diangkat kembali ke posisi semula. Padahal sebelumnya pernah diupayakan oleh ratusan warga setempat  untuk angkat meriam itu ke posisi semula tapi gagal. Hebat bukan? 


Seperti apa wajah situs bersejarah Benteng Asakota saat ini? Jika orang belum pernah kesana, jelas muncul dalam benaknya, situs ini merupakan destinasi pariwisata andalan di Bima. Terlintas juga, disitus itu dikelola dan ditata oleh SDM yang memadai. Ada infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah untuk menarik minat wisatawan. Jawaban, NIHIL. 


Perlu diketahui, akses jalan menuju benteng asakota masih menggunakan lahan pekarangan rumah warga. Untuk sampai kesana sangat sulit dilalui kendaraan roda dua, lebih-lebih pada musim hujan. Bahkan jalan kaki saja, kita harus super hati-hati. Kalau tidak, siap-siap saja tergelincir dan tersandung oleh bebatuan. 


Keadaan ini jelas membuat kita prihatin. Situs sejarah yang memiliki magnet tersendiri ini tidak diperhatikan secara serius oleh Pemerintah. Baik tingkat Desa, Daerah maupun Pemerintah Propinsi NTB.   Penulis yakin, pengunjung diluar Soromandi yang berkunjung di Asakota karena terlanjur jatuh cinta dengan cerita dan nilai sejarah yang didengar dan dibacanya selama ini. Namanya juga orang jatuh cinta, tidak memandang rupa dan materi. Ironi. 


Tidak habis soal jalan saja, area Benteng Asakota hingga saat ini belum sama sekali memiliki pagar. Hewan ternak bebas keluar masuk kesana. Kotoran hewan dan sisa sampah menjadi pemandangan menjijikkan bagi pengunjung. Diakui warga setempat, Beberapa kali meminta atensi pemerintah daerah untuk perhatikan kondisi tersebut, hasilnya tetap nihil. 


Potensi Benteng Asakota yang menakjubkan ini ternyata tidak mampu membuka mata hati kita semua. Lebih-lebih pihak yang dianggap memiliki kewenangan dan tanggungjawab dalam memajukan dunia pariwisata. Mulai dari tingkat Kepala Desa, Camat, Bupati dan Gubernur belum tergerak hatinya untuk memoles wajah benteng Asakota agar makin menarik. Padahal dunia pariwisata merupakan salah satu pemasukan  pendapatan terbesar di  Negara. Dimana ada destinasi wisata disitu ada geliat ekonomi yang menguntungkan warga dan daerah. 


Hal penting lainnya, Penulis juga mengkritik sikah acuh Pemerintah Kabupaten Bima terkait lahan seluas 1.7 hektar Benteng Asakota sudah di sertifikat oleh dua oknum warga Kota Bima. Isu ini sudah lama digelindingkan oleh pemuda dan masyarakat setempat agar pemerintah segera mencabut hak kepemilikan lahan tersebut. Tapi hingga saat ini belum jelas ujung pangkalnya. Bahkan, Tahun 2020  kemarin terdengar kabar  Bupati Bima membentuk tim yang melibatkan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bima, Dikpora bidang Kebudayaan dan beberapa instansi lainnya. 


Tim ini dibentuk untuk menelusuri kronologi terbitnya sertifikat atas nama pribadi warga dilahan bersejarah.  Hingga hari ini, kerja tim yang dibentuk itu tak pernah dipublis atau disosialisasikan. Dari sini saja, Pemkab Bima dibawah kendali Indah Damayanti Putri, SE dinilai tidak punya kemampuan untuk menyelesaikan persoalan yang timpang ini. Pada akhirnya nanti, masyarakat dan pemuda desa setempat akan dihadapkan dengan pemilik lahan. Bahkan berpotensi ada gerekan horizontal antara warga dan pemilik sertifikat. Pemerintah-pun cuci tangan saja kalau hal buruk ini terjadi. Memalukan! 


Prihatin dengan kondisi Wisata sejarah ini, awal tahun 2020,  dibenteng asakota telah terbentuk sekelompok pemuda dusun setempat yang mengelola dan merawat. Puluhan Pemuda hebat ini memotivasi diri mereka untuk menjaga lahan ini dari ambisi personal oknum yang hendak ambil alih aset daerah. Bagi Pemuda yang menamakan diri Komunitas Wisata Benteng Asakota ini, Lebih baik bermandikan darah dari pada melepaskan Benteng Asakota.  Aktivitas komunitas ini disibukkan untuk menemani wisatawan. Termasuk menjamin keamanan kendaraan pengunjung. Ketika ada kelompok organisasi manapun yang mengadakan acara bermalam/kemah, mereka menjaga sepenuhnya demi kenyamanan pengunjung. Mereka saat ini sedang membangun sekretariat dari dana kumpulan secara sukarela anggota komunitas. Penulis mengapresiasi  semangat pemuda desa ini. Jarang sekali ada yang memiliki kemauan keras seperti mereka. Semoga tetesan keringat mereka ini mendapatkan secercah harapan dikemudian hari. Amin...


---------------Sekian---------







Sabtu, 26 Desember 2020

Narkoba Musuh Bagi Generasi Muda

 


Malang, Inside Pos,-

Penulis : Yaumil (Mahasiswa Semester III Muhammadiyah Malang)


Seperti yang telah kita ketahui, telah banyak orang-orang dan penerus bangsa yang terjerumus ke dalam jeratan narkoba. Angka pertumbuhan orang-orang yang terjerumus ke dalam narkoba ini bukannya semakin menurun, tetapi semakin meningkat, itupun seperti yang biasa kita lihat dan dengar di dalam berita televisi hanyalah segelintir saja. Masih banyak pengguna atau orang yang terjerumus ke dalam jeratan narkoba namun tidak terdata.


Fenomena ini sering kali disebut seperti fenomena gunung es, yang terlihat hanya puncak saja, hanya sebagian kecil, sedangkan bagian bawahnya hampir tidak terlihat. Begitu pula dengan kasus-kasus pengguna narkoba. Walau narkoba berbahaya bagi semua orang, akan tetapi yang paling banyak mengkonsumsi ternyata para remaja yang masih belum dewasa atau baruk masuk ke dalam sebuah taraf kedewasaan. Banyak sekali sebab-sebab yang membuat para remaja mudah terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba ini, salah satunya adalah penyebab dalam diri dan kepribadian remaja yang biasa disebut faktor disposisi yaitu beberapa hal berikut ini :


Pertama : Dorongan ingin tahu, ingin mencoba, ingin meniru dan ingin berpetualang

Misalnya begini, jika kita ingin tahu mengenai narkoba dengan mencoba rasanya, tentu itu tindakan yang berbahaya. Jika kita ingin meniru hal-hal yang dilakukan oleh pujaan kita walaupun itu hal yang jelek, tentu itu adalah hal yang buruk. Semua pengetahuan tidak semua harus kita dapatkan dengan mencoba, mencicipi langsungkan ? apalagi di zaman serba modern seperti ini, kita bisa mengetahui informasi apapun dengan mudah lewat buku, berita, atau internet.


Kedua : Ketidakmapuan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.

Ketidakmampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan membuat seseorang itu merasa tersisihkan yang pada akhirnya akan membawa ia bergelut dengan dunia yang lain, yaitu sebuah dunia yang dapat memberikan kesenangan sesaat dan bersahabat dengannya. Ya, narkoba. Dunia yang seoalah-olah memberikan kesenangan, akan tetapi sebetulnya yang didapat adalah kesengsaraan.


Ketiga : Ketidakmampuan mengendalikan diri.

Sifat yang satu ini memang sifat khas para remaja, mereka cenderung sulit untuk mengendalikan diri, apalagi jika remaja tersebut tidak memiliki didikan yang baik dalam bidang keagamaan. Rasa sedih, rasa marah, rasa kecewa yang tak tertahankan dan tidak bisa dikendalikan akan dengan mudah menggiring kita kepada hal-hal yang kurang baik


Ke-empat : Tidak memikirkan akibat dari perbuatannya.

Hal yang paling banyak dimiliki oleh orang-orang khususnya remaja adalah seringkali tidak memikirkan akibat dari perbuatan yang dilakuknnya. Seseorang dengan mudah menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi, hal ini dia lakukan tetunnya tanpa memikirkan akibat buruk yang bisa ditimbulkan dari perbuatannya untuk dirinya sendiri dan juga untuk orang lain.


Seseorang yang terjerumus ke dalam narkoba tentunya tidak berpikir mengenai akibatnya di kemudian hari. 

Sebab-sebab orang terjerumus ke dalam lingkaran narkoba tentunya tidak hanya bersumber dari dalam dirinya sendiri, tetapi juga bisa timbul dari lingkungan terdekat yaitu keluarga. Penyebab-penyebab yang bersumber dari orang tua/keluarga biasa disebut faktor penyumbang, diantaranya adalah sebagai berikut :

Orang tua tidak harmonis.

Orang tua bercerai.

Orang tua tidak memberikan Pendidikan agama yang baik.

Orang tua terlalu memanjakan.

Tidak ada perhatian, kehangatan, kasih sayang dan kemesraan dalam keluarga.

Orang tua terlalu memiliki, menguasai, melindungi, mengarahkan, dan mendikte.

Orang tua kurang/tidak ada komunikasi dan keterbukaan.


Penyebab lain yang menjadi faktor para remaja /masyarakat terjerumus ke dalam narkoba adalah lingkungan yang bersumber pada kelompok sebaya/seumur, hal ini disebut juga sebagai faktor pemicu yaitu hal-hal dibawah ini :

Adanya anggota atau kelompok sebaya yang menjadi pengedar narkoba.

Adanya satu atau beberapa anggota kelompok sebaya yang menjadi penyalahgunaan narkoba.

Ajakan, bujukan dan iming-iming teman atau anggota kelompok sebaya.

Paksaan dan tekanan kelompok sebaya, bila tidak ikut melakukan penyalahgunaan narkoba dianggap tidak setia kepada kelompoknya.


Penyebab terakhir adalah yang bersumber dari kehidupan masyarakat atau lingkungan sekitar yang juga merupakan faktor pemicu seperti hal-hal dibawah ini :

Masyarakat tidak acuh, tidak peduli.

Lemahnya penegakan hukum.

Longgarnya pengawasan sosial masyarakan.

Banyaknya pelanggaran hukum, penyelewengan, dan korupsi.

Banyaknya pemutusan hubungan kerja.

Kemiskinan dan pengangguran.

Bergentayangannya pengedar narkoba yang mencari mangsa.

Arus informasi dan globalisasi yang menyebarkan gaya hidup modern.


Narkoba telah merusak masa depan remaja yang menyalahgunakannya. Ironisnya kebanyakan dari mereka tidak mengetahui bahaya dari narkoba tersebut, sehingga kebanyakan dari mereka terus menggunakan drugs sampai sekian lama.


Hingga November 2020 Polres Bima Ungkap 24 Kasus Narkoba.

Kasus narkoba mulai januari hingga November 2020 Sat Narkoba Polres Bima Kota mengungkap 24 kasus narkoba. Dari jumlah itu, ditetapkan sebanyak 28 orang tersangka.

 

Kapolres Bima melalui Kasat Narkoba AKP Wahyudin menyampaikan, terakhir pengungkapan pada tanggal 13 November di Desa Simpasai Kecamatan Monta. Dari jumlah kasus itu, para tersangka terlibat dalam transaksi jual-beli narkoba jenis daun ganja kering dan sabu-sabu. Dari 28 orang tersangka, hanya satu orang tersangka perempuan yang ditangkap pada tanggal 10 Juni 2020 di Desa Tumpu Kecamatan Bolo. Para tersangka dijerat pasal yang berbeda dan diancam hukuman sesuai pasal masing-masing. 


Selama pengungkapan itu diakui Kasat, barang bukti yang berhasil disita sabu-sabu seberat 18,46 gram dan 290 gram daun ganja kering. Dari semua kasus yang diungkap, 20 kasus telah ditahap ll dan IV kasus masih dalam tahap penyelidikan.  Jika dibandingkan tahun 2019, tahun ini lebih sedikit, karena tahun sebelumnya jumlah kasus yang terungkap sebanyak 34 kasus sampai Desember dan ditetapkan 40 orang tersangka.


Kasat meminta supaya masyarakat tetap konsisten membantu polisi untuk menjadikan Kabupaten Bima sebagai daerah yang bebas dari peredaran narkoba. Jika mengetahui adanya transaksi jual-beli narkoba, segera laporkan ke Kasat Narkoba atau ke polisi terdekat, agar mereka bisa segera mengambil tindakan.


Data yang dihimpun oleh tim belum sepenuhnya mendata semua angka kejadian penyalahgunaan narkoba, karena data ini merupakan himpunan pengungkapan kasus dari kepolisian. Jika ditambah dengan kasus yang diungkapkan media massa tetapi tidak masuk dalam catatan kepolisian kita akan menemukan angka penyalahgunaan narkotika dua kali lebih besar. Data di atas akan menjadi sangat mengkhawatirkan jika dilihat dampak psikologis, fisik, dan dampak sosial yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba ini. 


Penyalahgunaan narkoba pada akhirnya timbul sebagai persoalan besar bagi kehidupan anak, keluarga, dan masyarakat bahkan pemerintah.



Generasi yang kecanduan akan menjadi generasi invalid dan tidak produktif bahkan jadi beban bagi masyarakat. Di tengah masyarakat, persoalan ini akan berpotensi menimbulkan tindak criminal dan keributan yang meresahkan. Penyalahgunaan narkoba menjadi bahaya yang tampak jelas, bagi si pengguna akan berdampak secara medis dan psikologis, dan kepada masyarakat sebagai pemicu kriminalitas dan keresahan sosial. Jika ini terjadi kepada kalian para remaja, dikhawatirkan generasi muda Indonesia menjadi generasi cacat dan tidak produktif, dan kota tempat tinggal kalian akan menjadi kota yang rawan tindak criminal dan keresahan sosial.



Kita semua harus lebih berhati-hati karena penyalahgunaan narkoba dan sasaran peredarannya sudah menyentuh anak Sekolah Dasar. Kalau tidak segera diatasi, kemungkinan bahaya lebih besar akan segera terjadi. Persoalan ini masih mungkin diatasi salah satunya dengan mengetahui bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba itu sendiri. Hal lain yang harus kita lakukan bersama-sama dengan masyarakat adalah mulai mengawasi peredaran narkoba di lingkungan bermain anak remaja di lingkungan mereka. Karena bagaimanapun juga ini jelas bertolak belakang dengan apa yang seharusnya terjadi. Narkoba seharusnya digunakan dalam ilmu kedokteran, tetapi dalam kenyataanya banyak disalahgunakan untuk kesenangan semata.



Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari, karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf, sehingga remaja tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja, kalau dirata-ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu-waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.

Jumat, 27 November 2020

Masyarakat Donggo Sudah Cerdas, Pasti Akan Bulatkan Pilihannya Pada IMAN


Bima, InsidePos,- 


Demokrasi menjamin hak konstitusional warga negara untuk memilih dan dipilih. Tidak seorang warga negara pun boleh membatasi hak-hak warga negara untuk menyalurkan haknya. Karena hak tersebut sudah jelas diatur dalam konstitusional negara Indonesia. 


Menyimak pandangan saudara Arifudin, yang secara gamblang mengatakan bahwa H. Herman Alfa Edison ST (Calon Wakil Bupati Bima) belum tentu dipilih oleh masyarakat etnis Donggo. Dengan dalil masyarakat setempat sudah cerdas secara intelektual. 


Bagi penulis, pernyataan itu sangatlah keliru. Yang ada justeru masyarakat semakin cerdas. Secara psikis, masyarakat etnis Donggo telah membulatkan pilihannya tanpa ada keraguan pada Calon yang bertegline Bima Baru itu.


Melihat dinamika politik kabupaten Bima akhir-akhir ini. Dari ketiga Pasangan Calon (Paslon), hanya pasangan IMAN yang gencar mempromosikan program-programnya. Dua pasangan lain menurut penulis hanya pandai menjual aktivitas konfoi dengan melibatkan masayarakat. Tanpa memperhatikan aturan protokol covid-19.


Mereview sedikit kebelakang, pada saat momen pendaftaran Calon Bupati dan Wakil Bupati Bima. Ke tiga Paslon, dua diantaranya melibatkan masa yang cukup masif, hanya pasangan IMAN yang mematuhi aturan dan himbauan Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) untuk tidak melibatkan banyak masa pada saat pendaftaran. 


Tentu ini bentuk kedewasaan dan pendidikan politik yang harus diapresiasi. Sebagai  intelektual, itu harus diakui sebagai peradaban baru politik di Bima.


Demokrasi itu hakikatnya ruang untuk menunjukkan ide dan pandangan. Bima ini harus berlabuh kemana 5  tahun kedepan? Pasangan IMAN dengan visi misi serta program yang jelas, merumuskan langkah untuk kedepan. 


Perspektif penulis, H. Herman AE ST, tidak pernah membawa nama "Suku Donggo" dalam Pilkada Bima ini. Apalagi mempolitisir "Suku Donggo" sebagai alat politik. Soal pernyataan beberapa orang yang mengajak masyarakat etnis Donggo bersatu untuk mendukung putra asli Donggo, itu hal lumrah. Sebab, itu sebagai rasa kebanggaan mereka terhadap putra asli.


Mestinya, saudara Arifudin, harusnya tabayun sebelum menyatakan pandangannya. Karena pandangan yang tidak berdasar justru menjatuhkan kewibawaannya sebagai intelektual dan akademisi. 


Sebagai contohnya, dia mengatakan masyarakat Donggo sudah cerdas. Masyarakat Donggo belum tentu memilih H. Herman. Pendekatan intelektual yang dia pakai tidak melihat realitas lapangan selama proses kampanye. Apa realitanya? Penulis sudah menjelaskan pada paragraf diatas. dimana satu-satunya Paslon Bupati-Wakil Bupati Bima yang gencar mempromosikan visi, misi dan program secara terukur hanya pasangan IMAN. 


Belum lagi dengan pendidikan politik yang baik. Pendekatan cerdas dan intelektual yang dipakai saudara Arifudin, justru terbantahkan melaui tampilan pasangan IMAN berdasarkan program dan pendidikan politiknya selama ini. Sekali lagi, jadi wajar masyarakat Etnis Donggo cerdas mendukung IMAN. Bukan karena label suku, tapi karena intelektual dan kecerdasan. 


Bagi penulis, saudara Arifudin senang bermain dengan halusinasi dan bacaan diatas kertas. Namun dia lupa jika referensi yang paling falid adalah realitas dan dinamika lapangan. Harusnya kedua variabel itu dibandingkan sebelum memberikan pandangan. Supaya tidak ditertawakan oleh masyarakat dan sesama akademisi.


Oleh: Kharismafullah (mahasiswa Pascasarjana Brawijaya Malang)


#tot

Kamis, 19 November 2020

Pasar Murah Paslon di Sanggar, Ada Indikasi Politik?



Bima, InsidePos,-


Oleh: Ruslin, S.Ikom,. M.Ikom, Dosen disalah satu Kampus di Jakarta


Beredar di media sosial Dinas Perindustrian dan Perdagangan (PERINDAG) Kabupaten Bima menggelar Pasar Murah dengan memasang spanduk berfoto IDP-Dahlan pada rabu 18/11 kemarin.


Dengan adanya penyelenggara Pasar Murah tersebut tentu sangat membantu kebutuhan masyarakat apalagi ditengah situasi wabah pandemi Covid-19 yang menyebabkan segala kebutuhan jadi terbatas, namun yang menjadi masalah dalam hal ini adalah adanya nuansa politik.


Saya pikir tindakan Dinas tersebut tidak diperbolehkan dalam UU Pemilu tentang netralitas ASN yang tertuang dalam Pasal 71 UU No. 1/2015 yang berbunyi: “Pejabat Negara, Pejabat Aparatur Sipil Negara, dan Kepala Desa atau sebutan lain/Lurah dilarang Membuat Keputusan dan/atau Tindakan yang Menguntungkan atau Merugikan Salah Satu Calon selama masa Kampanye”.


Oleh karena itu maka wewenang Bawaslu Kabupaten Bima segera bertindak secara tegas dalam menangani pelanggaran netralitas ASN.


Setau saya saat ini segala kebijakan pemerintah kabupaten Bima adalah kewenangan penuh Pejabat Sementara (Pjs) Bapak  Ir M Husni MSi  yang dilantik beberapa bulan lalu. Artinya di spanduk yang mereka buat harusnya memasang foto bupati yang sekarang bukan foto IDP-Dahlan yang statusnya sebagai kandidat calon bupati.


Menurut saya, berdasarkan tindakan Dinas tersebut tentu akan memunculkan stigma negatif pertama tidak menghormati Pejabat Sementara (Pjs) Bupati saat ini, kedua sebagai ASN tidak mampu menjaga netralitas ASN, dan yang ketiga tidak mendidik masyarakat dalam cara-cara yang jujur dan adil dalam berdemokrasi.


Harapan besar saya Kelapa Dinas Perindag harus bertanggung jawab atas perbuatannya sementara dari pihak Bawaslu Kabupaten Bima segera proses secara hukum kepala Dinas yang bersangkutan agar terjaganya demokrasi yang adil dan jujur, sehingga Demokrasi pilkada Kabaputen Bima menjadi contoh yang baik bagi daerah-daerah lain.

#tot

Senin, 09 November 2020

IMAN Sosok Yang Milenial, Sangat Pantas Membangun Bima


Bima, InsidePos,-


Diantara tiga Pasangan Calon (Paslon) Bupati-Wakil Bupati Bima yang ikut dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Paslon IMAN diakui sosok milenial dan pantas memimpin Kabupaten Bima.


Dibandingkan dua Paslon lainnya, yakni pasangan H. Syafruddin-Ady (Syafaad), dan Dinda-Dahlan (In-Dah). IMAN memiliki penilaian positif tersendiri bagi generasi muda di Bima.


Dengan demikian, pasangan nomor urut satu itu diakui mampu membangun kabupaten Bima lebih maju dan unggul kedepannya. Itu berdasarkan kemampuan dan sinergitas dua figur muda yang memiliki kompetensi yang seimbang.


Faisal, yang merupakan pemuda di Kecamatan Wawo Kabupaten Bima mengungkapkan, pasangan IMAN secara kualitas pikiran tidak diragukan lagi. Itu terlihat usai debat terbuka tiga Paslon di Gedung DPR Kabupaten Bima, Sabtu 7/11 kemarin.

 

"Kemarin pasangan IMAN mampu menguasai forum dan menjelaskan program-programnya dengan jelas. Visi misinya tepat sekali, berdasarkan keadaan kabupaten Bima yang sedang terjadi," kata Faisal, pada media ini, Senin 9/11.


Diuraikannya, pasangan IMAN memiliki keunggulan yang hebat dibandingkan dua Paslon lain. Yakni paslon In-Dah dan SYAFAAD. Disamping itu, IMAN adalah sosok yang religius dan tidak memiliki kasus masa lalu.


Lanjut Faisal, program pasangan IMAN pun jelas dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di Kabupaten Bima, yang terkikis nilai religiusnya. Hadirnya program disetiap  Desa harus memiliki satu rumah Al-Qur'an merupakan terobosan baru yang lahir dari pasangan IMAN.


"Lewat program tersebut akan mampu menciptakan kembali Bima yang religius kedepannya. Inilah Bima ramah yang sebenarnya," cetusnya.


Dari 9 program yang di tawarkan paslon IMAN merupakan program yang menjawab kemunduran dan keterbelakangan Bima selama ini. Contohnya, Bima yang kekurangan lapangan kerja pasangan IMAN akan bangun industri garam yang dimana karyawannya adalah orang-orang dari daerah Bima Ini sendiri.


Petani akan sejahtera lagi dengan program meningkatkan ekonomi petani dengan metode kerja mengaktifkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). "jadi orang cerdas pasti memilih IMAN pada Pilkada 9 Desember 2020." pungkasnya.


#tot