Kamis, 09 Juni 2022

HMS Apresiasi Giat KOFYB-20 Event Nasional

Muhammad Syafrudin, ST.MM (HMS), DPR-RI  Fraksi Partai Amanat Nasional Dapil NTB I, Pulau Sumbawa


Bima, Inside Pos,-

H. Muhammad Syafrudin, ST.MM (HMS), DPR-RI  Fraksi Partai Amanat Nasional Dapil NTB I, memberikan apresiasi dan rasa bangga kepada panitia penyelenggara KOFYB-20 Event Nasional. Bahkan, Politisi kelahiran Bima-NTB memberikan dukungan sponsor dana pada acara yang diselenggarakan KOFYB-20 (Kreator, Filmmaker dan Youtuber Bima-Dompu) ini.

Melalui pesan elektronik, HMS mengaku senang dengan adanya kelompok pemuda di NTB yang bisa selenggarakan kegiatan event Nasional. Menurutnya, kegiatan positif seperti ini tetap harus dilakukan agar merangsang karya dan minat generasi muda. Baik diseluruh Nusantara, terlebih generasi  di NTB.

"Atas nama pribadi dan DPR-RI Fraksi PAN, saya mendukung sepenuhnya kegiatan KOFYB-20 ini. Saya akan siap menjadi salah satu sponsor dari kegiatan," tulis HMS

Lanjut HMS, Ia berharap agar pada event nasional ini Panitia tidak mendapatkan kendala yang berarti. Baik soal kesiapan maupun proses penentuan penerima penghargaan diacara puncak nanti pada tanggal 20 Juni  2022.

"Tema yang bagus untuk pemilihan agenda acara, bertepatan momentum Kelahiran Pancasila. Menunjukan di era serba kompleks ini, pemuda di NTB memiliki rasa nasionalisme yang tinggi," imbuhnya

Ketika ditanya kesiapan hadir pada acara puncak nanti, HMS mengaku belum bisa memberikan kepastian. Banyak kegiatan di Parlemen pusat untuk dibeberapa Daerah di Indonesia.

"Dalam bulan ini, agenda penting kami di DPR-RI cukup padat. Kunjungan luar daerah maupun rapat-rapat penting lainnya di Komisi maupun fraksi," pungkasnya

Untuk diketahui, kegiatan Event Nasional ini merupakan ajang lomba puisi. Selain peringatan hari lahir Pancasila, kegiatan event ini juga bertepatan dengan momentum terbentuknya KOFYB-20.

Sementara ini, puluhan sponsor sudah memberikan dukungan terhadap kegiatan ini. Selain HMS diantaranya, STIE Bima, Polres Bima,  Unit Reserse Narkoba Polres Bima Kota,
PT PLN (Persero) ULP Bima Kota,Mecidana School, 
Vivo, Muhammad Makdis, ST,
PT PLN (Persero) UP3 Bima
DPKB  Kota Bima, Aladin ✓l
Alfamart, BPN Kab. Bima, RETRO COFFY, Uma  iLopETA, Bantaran Angin, Abd. Faruk S.ST.Par, M.Si (Faruk Rangga)

#Pena Bumi

Rabu, 08 Juni 2022

Dugaan Skandal Bisnis Gelap 'Kerosene', Korban Buka Mulut Soal Keterlibatan Lima Oknum Resmob Bima


Bima, Inside Pos,- 

Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Pepatah lama ini pantas ditunjukan pada lima oknum Resmob Kompi A/Bima yang diduga menjalankan tugas diluar Protap. Resah dengan ulah aparat negara ini, Korban berinesial ID alias Cobra yang menjalani bisnis Kerosene (Minyak Tanah) akhirnya buka mulut ke publik. Korban merupakan pelaku bisnis Minyak Tanah Antar dua Pulau . NTT-NTB. 


Lima Oknum Resmob Bima dikabarkan tengah diperiksa secara internal oleh Provos Polda NTB, yaitu, AB, IF, MS, YS dan NZ. Awal kasus ini mencuat dari pengaduan warga melalui Pesan Elektronik di Institusi Kepolisian. 


Mengungkap dugaan kejahatan bisnis minyak tanah ilegal di Bima, Media ini berhasil mewawancarai salah satu korban pungli sekaligus pelaku bisnis migas di wilayah Bima. Tepatnya, di Kecamatan Sape. 


Dalam keterangan wawancara Rabu, 8/6/2022,  Cobra mengaku gerah dengan ulah oknum Resmob yang meminta patokan jatah terlalu tinggi kepadanya. Padahal, dari usaha yang digelutinya tidak terlalu banyak untung. 


"Saya Tawar jatah sekali bongkar minyak itu dua juta tapi mereka minta lima juta. Mana ada untung saya kalau jatah sebanyak itu'"ungkap cobra 


Cobra juga ungkapkan, sebelumnya  ia pernah memberikan secara langsung kepada oknum Resmob senilai Rp. 25 Juta. Uang sebanyak itu diakuinya sebagai uang  damai terkait diamankan sekitar 285 jerigen minyak tanah miliknya pada bulan februari 2022. 


"Saya serahkan langsung kepada oknum Brimob uang damai itu dengan perjanjian Minyak Tanah dikembalikan. Namun hanya dikembalikan sebanyak 200 jerigen saja. Sisa 85 jerigen saya tidak tahu dikemanakan,"ungkapnya lagi


Tidak sampai disitu, minyak tanah milik pria asal Desa Bugis Sape ini kembali diamankan oleh oknum aparat ini. Jumlahnya sekitar 300 jerigen. Sebelum diamankan minyak tanah ini, cobra mengaku dimintai salah  satu oknum Resmob jatah sekali muat senilai lima juta. Tapi ia hanya sanggup dua juta. 


"Bisnis saya ini hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Bima. Bukan mereka saja (Resmob) yang saya berikan secara sukarela tapi banyak pihak lain juga," akunya 


Dari kasus ini, Cobra diperiksa oleh Bareskrim Polres Bima Kota unit Tipidter. Ia memberikan keterangan seputar bisnis yang dijalaninya saat ini dan administrasi usaha migas miliknya. 


"Saya berharap kasus ini cepat selesai. Saat ini   minyak tanah milik  saya masih disita di Polres Bima Kota,"terangnya


Kata Cobra, sebenarnya kasus ini tidak akan melebar luas hingga proses hukum. Namun saat dirinya mencari barang bukti minyak di tanah di Kompi Brimob Bima, namun tidak diketahui oleh petugas disana. 


"Dalam keadaan bingung, saya diarahkan untuk menanyakan barang saya ke Polres Bima Kota, tapi tidak ada. Ternyata barang saya masih ada di sekitar Mako Brimob. Mulai dari itu kasus mulai diketahui banyak pihak," bebernya


Sementara itu, salah satu anggota Polres Bima Kota di Sat Reskrim membenarkan adanya barang migas sitaan yang diambil dari Mako Brimob. Saat ini tengah disimpan di gudang Barang Bukti Polres Bima Kota. 


Lanjutnya, Kasus ini sudah pada penyelidikan. Sudah diperiksa semua pihak-pihak yang terkait dengan minyak tanah termasuk pemilik minyak tanah. 


"Sebenarnya saya tidak berhak menjawab. Kami masih punya atasan. Tapi kepentingan informasi, dalam kasus ini kami hanya punya kendala hadirkan saksi ahli dari Kantor Migas Pusat di Jakarta untuk memberikan bantuan keterangan terkait administrasi bisnis migas dan penentuan kriteria penyaluran migas," terang salah satu penyidik yang enggan namanya dipublikasikan.  


Sebelum, media ini mendatangi ruang Kasat Reskrim dan KBO Reskrim di Mako Polres Bima Kota, namun kedua perwira Polri ini tidak ada ditempat. 


Tidak hanya itu, Kabag Humas Polda NTB, AKBP Artanto dihubungi via chat Whatsapp belum memberikan jawab terkait pemeriksaan lima oknum Polri ini.

#Pena Bumi

Selasa, 07 Juni 2022

Yuli Ha Ode: 'Sakau' Pada Rimpu




Oleh: La Ndolo Conary**


Bima, Inside Pos,-

Saya sangat kagum pada mentalnya, tulisan ini pun hanya ekspresi saya melihatnya sepintas, mendengar ungkapannya sebentar, sudah pasti saya tulis tanpa referensi. Iya, hanya ekspresi padanya yang berani berjuang--bergelar INA RIMPU.

Sejak kecil saya diselimuti dengan kain tenun yang dihasilkan dari keuletan seorang ibu atau kakak, mungkin juga saat lahir dan membuka mata pertama melihat dunia, saya disambut dengan tenun juga. Tapi belum sempat tanya ke ibu terkait hal itu. Saya senang saja memakai tenun, kemana saja saya selalu bawa sarung tenun dalam tas. Walau sampai sekarang saya tidak memiliki pengetahuan lebih tentang makna sebuah tenun bagi kebudayaan kita.

Sabtu 4 Juni 2022, tepatnya malam minggu, saya ikut gabung dalam acara Ina Rimpu--Yuli Ha Ode, tapi telat tiba di lokasi sehingga tidak mendengarkan secara keseluruhan dari perbincangan menarik tersebut. Sebelumnya pun saya dikirim flayer dan undangan kegiatan oleh Owner Lentera Donggo Leny Lestari, namun tetap saja tak bisa tepat waktu menghadirinya, disebabkan keteledoran main berkunjung plus singgah di beberapa tempat.

Saya tak mengenal dekat Ina Yuli yang digelari Ina Rimpu--Duta Rimpu, sebelumnya saya pernah saling komentar di facebook, lalu sempat juga dapat inbox tentang keinginan baca puisi, kemudian beliau pernah baca salah satu puisi saya. Selebihnya saya melihat beliau di beranda media sosial tentang ide besar mempromosikan pakai rimpu. Saya pun sebut 'kegilaan' level tinggi yang dilakukan beliau, aktivitas rumahan hingga formal sekalipun selalu menggunakan RIMPU.

'Mabuk' rimpunya ina Yuli telah menembus mancanegara--negeri singa atau tanah singa, negara Singapura, meracuni banyak generasi agar mereka memiliki kepercayasn diri, mengangkat dan menghormati produk lokal--pikiran dan kreatifitas yang berkualitas dari orang Bima--para perempuan Mbojo. Ina Yuli sudah 'sakau' menggunakan rimpu, hidup tanpa rimpu merupakan kesepian yang menyiksa, kesunyian yang mengiris ulu hati, bahkan terasa sedang diringkus oleh kegelapan. Rimpu baginya sudah jadi cahaya penerang siang-malam, telah jadi energi yang membisiki untuk bangun di pagi hari serta menemaninya cerita di malam hari. Rimpu ialah jiwanya yang utuh--gerak totalitas dalam puja puji budayanya.

Saya yakini, memakai rimpu cukup mudah, tapi menggunakan rimpu untuk totalitas dalam semua kegiatan--resmi maupun tidak resmi, membutuhkan kekuatan mental yang cukup. Tentu tidak sedikit orang-orang yang mencibir hingga mencemooh--mungkin dilabeli sebagai perempuan yang kampungan. Atau bisa saja dicap sebagai perempuan yang 'kecanduan' terhadap masa lalu, tapi ia sedang mengimani masa lalu sebagai setapak yang berkah menuju kejayaan masa depan. Kritikan--berbentuk hinaan dan berwajah pujian, selalu jadi obat yang menguatkan dirinya untuk terus berkarya dan meluaskan sayap perjuangan.

Ina Yuli dalam rimpunya telah mengangkat kepercayaan diri perempuan yang tak pernah berhenti menenun. Perempuan yang sepanjang hidupnya meneteskan keringat untuk menenun, nafas mereka disambung melalui kapas dan benang. Saat menenun para perempuan menuntaskan suka duka, memanjatkan harapan dan impian, melirikan pesan tetua sebagai perenungan hidup. Jadi, ina rimpu menyimpan keringat, air mata, keresahan, rasa haru, dan senyuman, di kepalanya--mejadikan kain tenun sebagai mahkota diri.

Memuliakan rimpu mulai dari Bima hingga ke Jakarta--membumikan dengan Festival, hingga ke Singapura makin meneguhkan hatinya untuk menjunjung rimpu. Langkah cukup jauh--meletihkan dan mengembirakan, perjalanan panjang untuk sebuah pengabdian pada budaya yang diyakini baik bagi daerah dan orangnya. Rasa optimis dan panggilan jiwa mampu mengalahkan setiap tantangan. Air mata pun mampu menumbuhkan ide kreatif agar tetap bergerak maju, menghimpun energi perempuan lain supaya saling menyapa dengan lambaian rimpu.

Ia kembali ke Bima, menuju puncak La Hila di Desa Kala Kecamatan Donggo, sebelumnya ia sempatkan diri berkunjung di Kampung Tenun Donggo di Desa Mbawa Kecamatan Donggo, menyentuh lembutnya kapas serta menyimak suara lembut ibu penenun. Ia melihat sendiri kapas yang akan jadi sarung tenun-- melingkar jadi rimpu, hingga membayangkan kapaslah yang menemani sang manusia diakhir kehidupan nanti menuju jalan abadi. Lalu, di kampoeng wisata La Hila, ia berjumpa dengan ibu-ibu, pelajar, dan perempuan dewasa pecinta budaya--meridukan rimpu. Ia berkisah--menginspirasi sekaligus mendengar keluh kesah perempuan tentang kehidupan, tenun, dan berbudaya. Mungkin ia juga mempunyai segudang keluhan yang sama, tapi demi melestarikan budaya tak boleh bermodalkan keluhan, melainkan terus berjalan dalam sepi maupun ramai, tetap memakai simbol budaya dalam beraktivitas apa saja. Tentu ketulusan hanya bisa diharapankan kepada pemilik budaya itu sendiri untuk memperlihatkan pada dunia.

Percakapan malam, saat tubuh menggigil dipeluk dinginnya Kampoeng Wisata La Hila, saya berbicara soal rambut dan penutupnya--rimpu dan jilbab, hingga soal corak maupun simbol SALUNGKA dalam Tembe Nggoli. Tentu model salungka memiliki makna yang filosofis yang berkorelasi dengan kehidupan masyarakat, sangat perlu dipelajari dan ditelaah lebih dalam supaya bisa dipraktiskan dalam kehidupan. Tetapi soal rambut yang saya sendiri menganggap suka  berdialog saat bergerak dan rimpu tak berdialoga hanya  melambai saja.

Ina Rimpu menyebutkan bahwa justru karena rambut perempuan sebagai mahkotanya, berpotensi menggoda seorang lelaki, maka rimpu melindunginya dengan cinta. Mahkota rimpu lebih menyejukan mata yang memandang sekaligus mengajak kita untuk menjelajah masa silam hingga berpetualangan dalam lorong waktu yang mendatang. Malam kian sunyi membuat Ina Rimpu dan anaknya pulang bermimpi di tenda masing-masing agar esok bisa jumpa sunrise.

Usai ritual menyambut sunrise sambil berfoto ria, Ina Rimpu bersama anak-anaknya menggelar fashion show, tentu mengenakan rimpu dan membawa hasil kreatifitas seperti kula dan tas berbahan tenun. Kula merupakan tempat nasi yang dianyam dari daun pandan, orang Donggo dulu memakai kula untuk membawa nasi apabila pergi ke kebun dan ladang. Daun pandan selain dianyam jadi kula, biasa juga dibuatkan tikar, masa kini bisa dibuat untuk beragam kreatifitas.

Saya memperhatikan dari malam hingga pagi, ide dan aktivitas Ina Rimpu--Yuli Ha Ode yang begitu militan dan progresif menjadikan rimpu sebagai jiwa budaya yang harus digunakan setiap saat. Ia sungguh 'mabuk' rimpu, rasa 'kecanduan' tersebut ia tularkan kepada banyak orang. Memanggil jiwa generasi untuk bersama-sama mabuk terhadap rimpu. 

Ia telah 'sakau' pada rimpu, rasa 'sakau' ia tunjukan pada dunia dan isinya. Segala kemabukan, kecanduan, dan sakau, hanya bisa ditawar dengan rimpu. Berjumpa dengan perempuan yang rimpu, tentu sebagai seorang ibu dalam hal rimpu, ia akan mengasuh anak-anak rimpu hingga tumbuh lebih dewasa. Merekalah yang akan jadi benteng budaya. 

Ina Rimpu sedang 'mabuk' untuk mencerahkan perempuan lain. 'Sakau' demi menyadarkan yang orang lain. 'Mabuk dan sakau' yang berfaedah bagi perempuan ialah mencintai rimpu.***


**Penulis merupakan pencinta sastra yang tinggal di Bima.


#Tot

Pupuk Subsidi Dijual Secara Paket, Distributor dan Pengecer Bisa Ditindak Tegas


Kabupaten Bima, Inside Pos,-

"Jual pupuk bersubsidi secara paket dan diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) itu haram. Jika menemukan Distributor dan pengecer nakal, lapor ke kami," tegas Yusri, Senior Vice President (SVP PSO) Wilayah Timur.

Pernyataan tegas itu disampaikan Yusri pada kegiatan Media Gathering Pupuk Indonesia Group dan Rekan Media Bima, Nusa Tenggara Barat di Marina IIN Kota Bima, Selasa, (7/6/2022). Yusri menjelaskan, petani yang sudah terdaftar namanya di RDKK berhak mendapatkan pupuk bersubsidi berdasarkan harga sesuai ketentuan. Yakni sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Pengencer tidak diperbolehkan menjual pupuk bersubsidi diatas harga HET, apalagi paketan. Baik pengecer maupun distributor tidak ada istilah harga pupuk bersubsidi dijual dengan harga tinggi Lapor ke kami jika ada penemuan semacam itu. Nanti kami turun langsung lapangan," tegasnya lagi.

Terkait isu kelangkaan pupuk di Kabupaten Bima, Yusri menjelaskan, sebenarnya pupuk tidak langkah. Akan tetapi, kurang iya. Sebab, stok pupuk di Kabupaten Bima sudah sesuai permintaan. "Pendistribusiannya berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang dikumpulkan oleh kelompok tani," bebernya.

Hingga 6 Juni 2022, kata Yusri, PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyalurkan pupuk bersubsidi di Kabupaten Bima dengan total mencapai 16.863 ton. "Jumlah ini sudah mencapai 41% dari total alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Bima sebesar 41.214 ton," sebutnya. 

Yusri menyebutkan, penyaluran tersebut terdiri dari lima jenis pupuk bersubsidi, yaitu pupuk Urea, SP-36, ZA, NPK, dan Organik Granul. Rinciannya, pupuk Urea sebesar 10.947 ton, NPK 4.375 ton, SP-36 225 ton, ZA 702 ton, dan organik 615 ton. 

"Sementara stok pupuk bersubsidi produsen di Kabupaten Bima total mencapai 7.287 ton. Jumlah ini jauh lebih banyak dari stok ketentuan minimum pemerintah. Secara teknis, Pupuk bersubsidi di Kabupaten Bima disalurkan oleh dua anak perusahaan Pupuk Indonesia, yaitu PT Pupuk Kalimantan Timur dan PT Petrokimia Gresik," terangnya.

Dalam penyalurannya, Pupuk Indonesia memiliki jaringan distribusi yang cukup baik di Kabupaten Bima. Adapun jaringan distribusi ini terdiri dari 12 distributor, 370 kios pengecer resmi, 5 unit gudang (Lini II & III) dengan total kapasitas sekitar 14.550 ton, serta memiliki 4 personil petugas lapangan untuk melayani sejumlah 18 (Delapan Belas) kecamatan di Kabupaten Bima. 

"Pupuk Indonesia sebagai produsen senantiasa menyalurkan pupuk bersubsidi dengan berpedoman dengan ketentuan yang berlaku. Pupuk Indonesia juga telah menginstruksikan kepada distributor dan kios resmi untuk mengikuti regulasi pemerintah setempat dalam penyaluran pupuk bersubsidi," imbuhnya.

Yusri kembali menegaskan, PT Pupuk Indonesia Persero tidak akan segan memberikan sanksi hingga pemberhentian kerja sama kepada distributor dan kios resmi yang kedapatan terlibat dalam penyelewengan pupuk bersubsidi. Pupuk Indonesia juga siap mendukung aparat penegak hukum untuk mengungkap kasus penyelewengan pupuk bersubsidi yang terjadi di wilayah di Kabupaten Bima.  

“Kami tidak akan segan untuk memberikan sanksi kepada siapa pun di jaringan distribusi kami jika terlibat dalam penyalahgunaan pupuk bersubsidi,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bima, Ir. Hj. Nurma, Msi menepis isu kelangkaan pupuk di Wilayah Kabupaten Bima.

"Faktanya tidak. Pendistribusian pupuk ini berdasarkan RDKK. Petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi adalah mereka yang punya RDKK. Jadi pengimputan RDKK itu oleh kelompok tani didampingi penyuluh setiap Desa di seluruh Kecamatan di Kabupaten Bima," beber Nurma.

Syarat pembuatan RDKK sendiri sambung Nurma, harus memiliki nomor NIK KK. Tujuannya supaya terdaftar dalam kemitraan.  Sementara yang berhak mendapatkan RDKK adalah petani yang memiliki lahan pertanian.

"Masalahnya masih banyak petani kita yang enggan menyerahkan KTP ke kelompok tani untuk dibuat RDKK. Padahal, RDKK itu dibuka sekali setahun," sesalnya.

Terkait adanya kelemahan Distributor pupuk dan KP3 mengawasi pendistribusian pupuk ke petani, sudah dibuat dan diatur dalam SOP. Juga diatur dalam Permendagri."Jika saya temukan itu, saya akan mengambil sikap tegas," tegasnya.


#Tot

Senin, 06 Juni 2022

Bantuan Lagi Untuk MST, Kali Ini Datang Dari Forum Peduli Sosial Bima-Dompu

Anggota pegiat kemanusiaan FORPESBIDOM menyerahkan secara langsung bantuan untuk MST dan keluarganya.

Kota Bima, Inside Pos,-

Kasus "Cabai Ranggo" di Kota Bima beberapa hari lalu sempat gegerkan dunia maya dan dunia nyata. Korban berinisial MST, digosok pakai cabai wajah dan matanya oleh oknum IRT berinisial ARY, Minggu (29/5/2022).

Sejumlah awak media melaporkan, MST merupakan seorang anak Yatim. Korban diketahui tinggal bersama keluarganya dilingkungan Ranggo, Kecamatan Rasa Na'e Barat.

Peristiwa yang menghebohkan ini mendapat reaksi dan desakan publik. Bahwa terduga pelaku harus segera diproses. Hingga saat ini, peningkatan status penanganan kasus tersebut dari penyelidikan ke penyidikan setelah Unit PPA Sat Reskrim Polres Bima menggelar gelar perkara tahap pertama pada Kamis malam (2/6/2022).

Dari peristiwa ini, pegiat kemanusiaan Bima dan Dompu memiliki sudut pandang tersendiri terkait kasus yang menimpa bocah kelas 5 SD itu. Pasalnya, latar belakang kehidupan MST sangat memprihatikan. 

Selain menjadi seorang anak Yatim, MST juga tinggal dirumah panggung yang terbilang sangat mengiris hati publik. Karena itu, bantuan kemanusiaan dari berbagai pegiat kemanusiaan datang silih berganti.

Pegiat kemanusiaan kali ini datang dari Forum Peduli Sosial Bima-Dompu (FORPESBIDOM). Bantuan tersebut diserahkan langsung kepada MST dan keluarganya di Lingkungan Ranggo Kota Bima, pada, Senin (6/6/2022). 

"Tadi pagi kami berkunjung ke Rumah MST, sekaligus menyerahkan bantuan uang tunai sebesar Rp. 1.300.000 untuk MST," sebut Puji, ketua pegiat kemanusiaan FORPESBIDOM pada media ini.

Selain uang tunai sambung Puji, pihaknya juga menyerahkan 1 pcs sarung, 1 pcs selimut, 3 pcs kaos, dan 1 pcs sendal nike untuk korban.

"Dihadapan keluarga MST anggota saya serahkan bantuan tersebut," pungkasnya.

#Tot

Kesan Tak Sedap di Event Tambora, Kadis Disbudpar Dompu Sorot Kesadaran Masyarakat

Kadis Disbudpar Kabupaten Dompu, Ir. Abdul Muis M.Si.

Kabupaten Dompu-NTB, Inside Pos,-

Event Festival Pesona Tambora (FPT) ke 702, yang digelar di Sabana Doro Ncanga Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu NTB, 4-5 Juni 2022 kemarin menuai beragam keluhan. Tak sedikit warganet memberikan komentar pedas di dunia maya Facebook, pasca kegiatan tahunan itu diselenggarakan.

Keluhan itu mulai dari penemuan kotoran manusia yang dibungkus pakai plastik kresek, penyediaan WC umum, tempat pembuangan sampah, hingga botol Miras berserakan usai event berlangsung.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Dompu NTB, Ir. Abdul Muis M.Si angkat bicara. Muis mengaku tidak menyaksikan secara langsung beragam peristiwa yang dinilai buruk saat event FPT berlangsung dan pasca kegiatan digelar.

"Saya tidak menyaksikan langsung kejadian yang sebagaimana yang dikeluhkan masyarakat saat acara berlangsung," ujar Muis, dihubungi  via WhatsApp, Senin (6/6/2022).

Menurut Muis, dalam event apapun pasti meninggalkan kesan. Itu hal lumrah terjadi. Terkait penemuan kotoran manusia yang dibungkus pakai plastik kresek dan penyediaan air bersih yang minim. Muis mengaku, sejak awal panitia pelaksana kegiatan event FPT sudah menyediakan sarana dan prasarana.

"Bersama DLH Kabupaten Dompu, kami sudah menyediakan beberapa WC umum sekaligus air bersih. Tidak hanya itu, kami juga membagikan karung serta plastik kresek berukuran jumbo untuk pengunjung di lokasi acara. Supaya mereka tidak membuang sampah sembarangan," jelasnya.

Beragam kritikan dan komentar pedas masyarakat Bima-Dompu yang seolah menyudutkan kinerja panitia pelaksana yang tidak maksimal. Bagi Muis, itu hal lumrah. 

"Setiap kegiatan pasti meninggalkan kesan buruk dan baik. Itu tergantung kita melihatnya seperti apa," ujar Muis.

Muis menegaskan, peristiwa memalukan itu merupakan kurangnya kesadaran masyarakat. Pengunjung tidak memanfaatkan dengan baik sarana dan prasarana yang disediakan panitia.

"Kita sudah menyiapkan semuanya. Hanya saja pengunjung tidak memanfaatkan dengan baik sarana yang kami sediakan. Kalau asumsinya tidak ada anggaran, anggaran ada. Cuman kami tidak ingin anggaran negara tersebut dibuang cuma-cuma. Kegiatannya kan cuman dua hari," tegasnya.

Karena itu kata dia, masyarakat harus mulai sadar tentang lingkungan. Membuang sampah sembarangan adalah perilaku yang tidak baik. Apalagi kata dia, merusak wajah Destinasi seperti Gunung Tambora sama halnya mencoreng nama baik NTB di mata dunia.

"Kasus seperti ini semoga tidak kita temukan di event Tambora menyapa dunia tahun depan," pintanya.

Muis kembali menerangkan, sejak tadi pagi sejumlah elemen sudah dikerahkan ke lokasi diselenggarakannya Event FPT kemarin. Termasuk DLH Kabupaten Dompu. Meninjau sekaligus membersihkan sampah-sampah yang berserakan di TKP.

"Saya baru pulang dari lokasi. Semua elemen ke sana," pungkasnya.

#Tot

Event Tambora Menyapa Dunia Kali Ini Meninggalkan Kesan Yang "Tidak Enak"

Potret pengunjung Festival Pesona Tambora (FPT). (Gambar diambil dari pemilik akun Facebook, Dian Ariska).

 
Dompu NTB, Inside Pos,-

Gelaran Akbar tahunan Festival Pesona Tambora (FPT) sukses digelar. Event dengan tema "Dunia menyapa Tambora' dihelat di Sabana Doro Ncanga Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu NTB, 4-5 Juni 2022.

Memperingati meletusnya Gunung Tambora yang ke 207 ini berbagai event ditunjukkan. Sebut saja pertunjukan tarian tembe nggoli, pentas seni budaya, hingga dzikir bersama.

Dalam acara rutin tahunan ini dihadiri Gubernur NTB, Bupati Dompu, dan ribuan masyarakat berbagi daerah di NTB.

Penyelenggaraan letusan Gunung Tambora yang diselenggarakan sejak tahun 2005 ini. Para ahli menyebutkan sebagai "The Year without Summer" maksudnya tahun tanpa musim panas.

Dampak letusannya diakui melewati batas Benua Asia. Benua Amerika dan Eropa juga ikut merasakan betapa dahsyatnya letusan Gunung Tambora. Bahkan, dampaknya mampu mengubah iklim dunia.

Dibalik cerita menarik itu, FPT ke 207 kemarin meninggalkan cerita yang tak tidak pantas untuk ditiru. Pasalnya, event "Teka Tambora" kali ini menyisakan kesan buruk bagi sebagian masyarakat Bima dan Dompu NTB.

Keluhan tidak enak tersebut datang dari berbagai sudut pandang netizen. Tak sedikit dalam Media Sosial (Medsos) Facebook, mereka menceritakan "kesan buruk" event Tambora Menyapa dunia. 

Yakni, ditemukan kotoran bertebaran diantara tenda disaat malam acara FTP. Bahkan ada yang menemukan kotoran manusia dibungkus plastik kresek. 

"Jijik sekali. Kotoran bertebaran diantara tenda. Tidur sambil hirup bau kotoran, bahkan sempat injak kotoran yang dibungkus plastik," tulis akun Facebook Budiyanto dalam bahasa Bima.

Dalam postingan tersebut ramai diperbincangkan dan viral di media sosial Facebook. Banyak warganet yang menyesalkan kondisi yang dinilai menjijikkan ini. Panitia pelaksana kegiatan FTP dituding tidak memiliki kesiapan maksimal terhadap pelayanan pengunjung.

"Lain kali bawa cangkul dan air yang banyak, biar bisa gali lubang sendiri untuk buang kotoran," jawab akun Pelangi Celuler.

"Gimana gak gitu, air dan WC terbatas," timpal akun Ina La Ndua.

Penampakan sampah dan botol Miras berserakan usai kegiatan event FPT.

Tak sampai disitu, usai festival pesona Tambora digelar terlihat sampah dan botol minuman Keras (Miras) berserakan. Banyak pula warganet yang menyesalkan kondisi tersebut. Festival Pesona Tambora (FPT) seharusnya menyisakan cerita indah untuk masyarakat Indonesia khususnya NTB. Namun, berbeda dengan HUT Gunung Tambora yang ke 702 kali ini.

Dari peristiwa ini membuat warganet kembali geram. Kesadaran pengunjung dalam kegiatan FPT dipertanyakan. Terlebih kinerja panitia pelaksana kegiatan dinilai tidak disiplin. Tidak menyediakan tempat untuk pembuangan sampah.

Mengutip postingan video akun Facebook Ama Ompu, yang  menyayangkan kondisi pasca even FPT tersebut. Dia menyebutkan, meski penyediaan tempat sampah oleh panitia tidak ada. Masyarakat pengunjung festival tidak boleh membuang sembarang.

"Kalo tidak ada tempat sampah, buang sampah pakai plastik simpan di jok Motor atau simpan di Mobil," ujar akun Ama Ompu melalui video unggahnya.

Dalam unggahan video berdurasi dua menit empat detik itu ramai dikomentari. Tak sedikit yang memberikan apresiasi. Bahwa masyarakat harus sadar terhadap lingkungan. "Kesadaran itu yang utama," komen Om Robert

"Betul sekali bung. Sampah mu tanggung jawab mu. Pengunjung usahakan bawa kresek masing-masing, kalau tdk sempat bawa kresek kantong celana bisa bermanfaat," tulis Alan.

"Benar sekali Ama Ompu," akui Muhammad Alsalim Ramadhan.

Hingga berita ini dipublikasikan, Kepala Dinas Kebudayaan dan pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Dompu, Ir. Abdul Muis M.Si, dihubungi via WhatsApp tidak mengangkat telepon dari media ini.

#Tot

Dandim 1608/Bima Edukasi Cara Membuat Pupuk Organik

Dandim 1608/Bima sedang memberikan penyuluhan terkait pembuatan pupuk organik.

Kota Bima, Inside Pos,-

Dandim 1608/Bima, memberikan penyuluhan bagaimana cara membuat pupuk organik. Edukasi tersebut disampaikan Dandim kepada para perwakilan Babinsa jajaran Kodim 1608/Bima, di Aula Kodim 1608/Bima, Senin (6/62022).

Dalam pelaksanaan kegiatan pembekalan itu dihadiri langsung Dandim 1608/Bima Letkol Inf Muhammad Zia Ulhaq S.Sos, seluruh Danramil dan perwira Staf Kodim 1608/Bima, dan perwakilan Babinsa masing masing Koramil jajaran Kodim 1608/Bima.

Dihadapan sejumlah Babinsa, Dandim 1608/Bima, yakni Letkol Inf Muhammad Zia Ulhaq S.Sos, mempraktekkan langsung bagaimana cara membuat pupuk organik dari kotoran Kambing, air cucian beras, Gula Tebu dan ragi.

"Beberapa bahan ini bisa dijadikan compos dan pupuk organik cair," sebut Dandim.

Dengan cara itu kata Dandim, sampah-sampah organik juga bisa diolah menjadi pupuk MPK. 

"Cara ini dapat membantu mengalihkan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Karena itu pupuk organik juga merupakan penggunaan pupuk yang sangat baik dipergunakan untuk perkebunan dan persawahan," jelas Dandim.

Sebelum melakukan penanaman dan menggunakan pupuk organik, Dandim mengingatkan harus terlebih dulu mengukur PH tanah. Tujuannya, memastikan tanaman apa yang cocok dengan PH yang terkandung dalam tanah.

"Jangan lupa ukur dulu PH yang terkandung dalam tanah ya. Untuk semua Babinsa yang ada harus mampu mengedukasi masyarakat di wilayah pembinaannya untuk membuat pupuk organik dan menggunakannya," pintanya.


#Tot

Kamis, 02 Juni 2022

Bupati Bima Tak Kunjung Serap Aspirasi Petani, Laskar Tani NTB Pastikan Besok Diperbatasan Bima-Dompu Lumpuh Total

Pemblokiran jalan oleh massa aksi karena geram dengan sikap Bupati Bima yang tak kunjung keluar.

Kabupaten Bima, Inside Pos,-


Untuk Yang Ke Tiga Kali Massa Aksi Blokir Jalan


Bupati Bima Hj. Indah Damayanti Putri, SE, dan Wakil Bupati Bima, H. Dahlan M. Noer, sampai detik ini belum kunjung serap aspirasi petani. Karena itu, massa aksi Laskar Tani NTB geram. Memboikot jalan lintas provinsi depan Kantor Bupati Bima untuk yang ketiga kali.


Blokade jalan provinsi itu sebagai bentuk kekecewaan massa aksi Laskar Tani NTB terhadap pemerintah daerah Kabupaten Bima yang tak kunjung keluar. 


"Kami kecewa dengan sikap Bupati Bima, takut menemui kami anak petani. Padahal, kami datang mengadu keluhan ibu bapak kami petani yang dihimpit harga produksi komoditas yang terus merosot. Saya minta seluruh massa aksi blokir jalan," instruksi Kur'an, Korlap Laskar Tani NTB saat orasi, Kamis (02/06/2022).


Sekitar 15 menit lamanya, pemblokiran jalan provinsi didepan kantor Bupati Bima itu mengalami kemacetan panjang. Massa aksi sempat melakukan pembakaran Ban bekas. Terlihat, pihak kepolisian terus memberikan himbauan agar pendemo dan pengguna jalan tidak saling terganggu.


Jilid II, Laskar Tani NTB Pastikan Jalan Diperbatasan Bima-Dompu Lumpuh Total


Sampai pada pukul 03.00 sore ini, aksi demonstrasi Laskar Tani NTB tidak menemukan titik terang. Ratusan massa aksi pulang dengan komitmen yang tegas. Bahwa besok, Jum'at (02/06/2022) jalan di provinsi di perbatasan Bima-Dompu dipastikan lumpuh total.


"Kita kembali pulang menghimpun kekuatan besar-besaran. Bahwa besok diperbatasan Bima-Dompu kita lumpuhkan," janji korlap.


Sikap apatis Bupati Bima terhadap kepentingan petani menurut Kur'an, membuat seluruh petani di Kecamatan Bima tambah geram. Harga komoditas jagung, Bawang Merah, Garam, dan Padi merosot, pemerintah daerah tutup mata.


"Pemerintah kita mati nurani. Jilid II besok sebagai saksi bahwa kami anak petani rela berdarah-darah," janjinya 


Ini 7 tuntutan Laskar Tani NTB untuk pemerintah daerah. Bentuk Perda tentang pemberdayaan dan pelindung petani, jadikan BUMD sebagai pemasok hasil komoditas petani sesuai UU No. 5 Tahun 1962. Jadikan koperasi tani yang akan membeli hasil komoditas pertanian di tiap Desa, usir PT/gudang jagung yang ada di NTB, khususnya di wilayah Kabupaten Bima jika tidak dibawah kontrol rakyat.


Tuntutan lain adalah segera stabilkan standarisasi harga komoditas petani jagung dengan harga 4.500/Kg, tetapkan standarisasi harga komoditas garam, dan hentikan liberalisasi pupuk subsidi dan pestisida.


#Tot.

Demo Kantor Bupati, Laskar Tani NTB Belum Temukan Titik Terang


Kabupaten Bima, Inside Pos,-


Ratusan massa aksi dari tiga Kecamatan di Kabupaten Bima, yakni Donggo, Soromandi, Dan Bolo, yang tergabung dalam organisasi "Laskar Tani NTB" melakukan aksi demonstrasi depan Kantor Bupati Bima, Kamis (02/06/2022).


Hingga kini, unjuk rasa massa aksi yang tergabung dalam organisasi kemasyarakatan tersebut belum menemukan titik terang. Pasalnya, sejak pukul 10.00 WIB, hingga pukul 12.30 WIB, massa aksi masih terus berorasi.


Laskar Tani NTB mendesak Bupati Bima menemui massa aksi untuk menjawab beragam persoalan petani. Sampai detik ini, pemerintah daerah belum kunjung keluar.


Pantauan langsung media ini, massa aksi sempat bersitegang dengan aparat kepolisian. Namun, peristiwa itu terjadi tidak sampai lama.


Meskipun demikian, massa aksi Laskar Tani NTB terus mendesak Bupati Bima untuk keluar. Menjawab langsung beragam masalah petani di seluruh wilayah Kabupaten Bima.


Kondisi terkini, aparat kepolisian dan anggota Pol PP sedang berjaga ketat. Memastikan aksi unjuk rasa Laskar Tani NTB berjalan damai. Lalulintas roda dua dan empat terlihat aman dan tertib.


Meski, sekitar pukul 10.30 WIB, massa aksi sempat memblokade jalan lintas provinsi didepan kantor Bupati Bima. Hanya beberapa menit, jalan lumpuh sekitar setengah kilo dari arah timur kantor Pemkab.


Unjuk rasa kali ini, Laskar Tani NTB membawa beberapa tuntutan petani. Yakni, mendesak Pemprov NTB, Pemda Kabupaten Bima, dan DPRD, untuk menstabilkan harga komoditas petani yang merosot. 


Komoditas jagung misalnya, Bawang Merah, Padi, Garam, yang dinilai daya jualnya sangat rendah. Karena harga turun, tidak seimbang dengan biaya produksi yang sangat tinggi.


Hingga berita ini dipublikasikan, massa aksi sedang menggedor pintu masuk Kantor Bupati Bima. Meminta dengan tegas Bupati Bima bertemu massa aksi.


#Tot.

Rayakan Hari Pancasila, EK-LMND Bima Keluhkan Harga Komoditas Petani dan Pendidikan Gratis

Massa aksi EK-LMND Kabupaten Bima sedang berorasi didepan kampus STKIP TAMSIS.


Kabupaten Bima, Inside Pos,-


Merayakan hari lahir Pancasila Republik Indonesia yang ke 77 Tahun. Puluhan mahasiswa dari Eksekutif Kota Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EK-LMND) Kabupaten Bima turun ke jalan. Menyuarakan sejumlah persoalan petani dan pendidikan di Kabupaten Bima.


Pancasila hakikatnya memberikan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Faktanya, Pancasila tidak pernah di praktekkan dalam sistem berbangsa dan bernegara. Pancasila hanya dijadikan sebagai simbol dan pelengkap dokumen negara yang saat ini dikuasai oleh watak pemangku jabatan yang mementingkan individu dan kelompok.


Berbagai problem di Kabupaten Bima mulai dari persolan petani hingga pengelolaan anggaran pendidikan gratis yang dinilai tidak efektif dan efisien. Harga komoditas pertani yang merosot tajam, Pemerintah kabupaten (Pemkab) maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) seolah menutup mata. Sebut saja komoditas Bawang Merah, Jagung, dan Padi.


"Setiap tahun petani harus kandas pasca panen. Petani sulit menemukan harga komoditas mereka sesuai harapan. Bahkan, petani harus terpaksa menjual hasil panen mereka dengan harga rendah. Keterpaksaan itu tidak pernah ditindaklanjuti oleh pemerintah," orasi Den Aidit, Korlap EK-LMND depan Kampus STKIP TAMSIS Kabupaten Bima, Kamis (02/06/2022).


Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani, kewajiban pemerintah adalah menyiapkan pasar komoditas dengan menjamin Harga Pembelian Petani (HPP) yang menguntungkan.


"Pemerintah harus fungsikan Perusahaan Milik Daerah (Perumda) Kabupaten Bima sebagai sentral pembelian seluruh komoditas petani. Tujuannya, hasil produksi petani terakomodir dengan baik. Petani tidak lagi mengeluh dengan harga," tuturnya.


Menurut Korlap, jika semua itu di indahkan pemerintah daerah kesejahteraan petani terjamin. Kemerdekaan mereka terlindungi. Lain halnya dengan sekarang. Persoalan petani dibiarkan membengkak. Ditambah masalah pupuk dan pestisida diawal musim di seluruh wilayah Kabupaten Bima terus mencekik petani.


"Harga pupuk melambung tinggi. Harganya bervariasi. Ada yang harga Rp 250.000 per zak, Rp 230.000 per zak, 200.000 per zak. Padahal, harga HET yang sudah ditetapkan pemerintah adalah Rp 90.000 per zak. Begitu pula harga pestisida. Harganya 2 sampai 3 kali lipat dari harga tahun sebelumnya. Sementara hasil panen petani dibeli dengan harga murah tidak sesuai biaya produksi," sebutnya.


Kaitan itu, kami mendesak pemerintah daerah melalui KP3 untuk mengawasi pengadaan, peredaran, penyaluran, dan penyimpanan pupuk serta pestisida di seluruh wilayah Kabupaten Bima.

"Dengan itu kami yakin, keadilan untuk petani terjamin dengan baik," desaknya.


Masalah lain di kabupaten Bima, pendidikan gratis yang dinilai tidak tepat sasaran menjadi perhatian khusus organisasi EK-LMND Kabupaten Bima. Pendidikan saat ini melalui Kemendikbudristek meluncurkan program kampus merdeka atau belajar merdeka.


"Masalahnya, peralihan status Satuan Kerja (Satker) dan Badan Layanan Umum (BLU) menjadi PTNBH dan PTSBH. Perubahan status ini merupakan reinkarnasi dari konsep  Badan Hukum Pendidikan (BPH) yang telah dinyatakan bertentangan dengan konstitusi oleh mahkamah konstitusi," jelasnya.


Baru-baru ini pemerintah dan DPR RI akan melakukan revisi UU Sisdiknas dengan menggunakan Omnibus Law dalam menggabungkan tiga paket UU. Revisi ini dinilai masih bersifat tertutup.


"Wajah pendidikan di Kabupaten Bima saat ini pengelolaan anggaran pendidikan tidak tepat sasaran. Karena ada 160 SD dan 44 SMP menyalahgunakan Negara yang ditemukan BPK. Maka Dikbudpora harus mengevaluasi kepala sekolah yang menyalahgunakan anggaran negara tersebut," harapnya.


Adapun grand issue EK-LMND Bima, Ganti haluan ekonomi liberal, laksanakan Pasal 33, menangkan Pancasila. Tuntutan, wujudkan Pendidikan gratis, desak pemerintah daerah terbuka soal APBD. Desak Dikbudpora terbuka anggaran pendidikan, desak Perumda Kabupaten Bima sebagai sentral pembelian komoditas petani, penjarakan Distributor dan pengecer pupuk nakal, mendorong reforma agraria yang konsisten, nasionalisasi aset vital negara dan bangggu industrialisasi mandiri.


Hingga berita ini diturunkan, massa aksi EK-LMND Kabupaten Bima menuju Kantor Bupati Bima.


#Tot