Sabtu, 16 Februari 2019

Aksi Blokir Jalan Di Bugis, Anak Dibawah Umur Tertembak

Herman, Siswa MAN II Sape korban yang diduga tertembak oknum aparat, Jum'at Sore tadi
Bima, Inside Pos,-
Insiden berdarah kembali terjadi di Kecamatan Sape Kabupaten Bima. Peristiwa itu bermula adanya aksi blokir jalan oleh ratusan pemuda dan masyarakat di Desa Bugis, Jumat, 15-2-2019 Siang tadi.


Kelompok aksi di Desa Bugis ini melakukan pemblokiran jalan di perempatan Desa setempat. Mereka menuntut adanya perhatian pemerintah Daerah Kabupaten Bima untuk perbaikan infrastruktur jalan dan Irigasi di Kecamatan Sape.

Namun, gerakan meminta perhatian Pemerintah dibawah kendali Bupati Bima Hj. Indah Damayanti Putri, SE, justru dibalas dengan tindakan represif oleh oknum aparat. Dari insiden ini, sedikitnya 5 warga Sape mengalami luka-luka. Ada yang terkena lemparan batu bahkan diduga kuat ada yang terkena peluru aparat.
 Balita perempuan ikut menjadi korban dalam insiden pembubaran paksa di Desa Bugis-Sape
Sebut saja Herman, Siswa MAN II Sape mendapatkan perawatan intensif di BLUD Bima lantaran tertembak dibagian atas bokongnya, Jum'at, 15-2-2019 pukul 17.00 .  Remaja yang masih berpakaian celana Pramuka itu  terkena peluru saat pulang Les disekolahnya.

"Saya baru pulang les. Saat melihat kerumunan warga di perempatan,  karena takut, saya langsung memutar motor saya. Tiba-tiba, pada jarak 3 meter, saya melihat ada orang berseragam coklat yang memakai helm melepaskan tembakan kepada saya," beber korban yang masih dibawah umur ini kepada awak media.



Selain Herman, kabarnya  ada balita yang mengalami luka. Namun belum terindentifikasi penyebab dari luka yang ada di kening balita berjenis kelamin perempuan tersebut.

Dalam aksi blokir jalan tersebut,  Koordinator lapangan Imam Munandar bersama ratusan warga lainnya mendesak pemerintah daerah dibawah kendali Bupati Bima Hj. Indah Damayanti Putri SE untuk memperhatikan proyek infrastruktur jalan.

Point tuntutan dalam pernyataan sikap tersebut mendesak Pemkab Bima untuk  perbaikan jalan di Desa Bugis lintas Desa Sangia, perbaikan irigasi sepanjang jalan desa Bugis lintas Desa Sangia.

Tidak hanya di Desa Bugis, Imam juga Mendesak adanya proyek infrastruktur jalan di Kecamatan Sape, yakni, jalan Desa Nae lintas Desa Sangia, irigasi jalan yang ada di desa Bugis dusun Bajo Sarae dan Dusun Gusung diperbaiki dan memperbaiki infrastruktur jalan di Desa Poja To'i.


"Apabila tuntutan kami tidak diindahkan maka kami tidak akan membuka pemblokiran jalan," Tulis Imam dalam lembaran penyataan sikap

Sumber lainnya, Ketua BEM STISIP Mbozo-Bima, Ismadin melalui pesan elektronik membenarkan adanya tindakan represif yang dilakukan oknum aparat yang mengamankan aksi. Ia melihat langsung, tiba-tiba oknum aparat Polri membubarkan secara paksa dan menembak kearah warga.

"Saya ada saat blokir jalan itu. Saya termasuk dalam bagian aksi menuntut agar Bupati Bima memperhatikan pembangunan infrastruktur jalan di Kecamatan Sape," ungkapnya

 Menurutnya, tindakan represif aparat tidak harus dilakukan pada massa aksi jika tuntutan mau difasilitasi secara langsung dengan Pemkab Bima.
Ketua BEM STISIP Mbozo-Bima, Ismadin diamakan di Polsek Sape

"Saat ini saya sedang berada di Sel Polsek Sape. Saya diamankannya oleh aparat dari insiden blokir jalan. Bagi saya, ini adalah tindakan  tidak wajar dilakukan aparat kepolisian dalam mengamankan Daerah," cetusnya

Kata Ismadin, Ia dan rekan-rekannya akan terus melanjutkan aksi tuntutan terkait proyek infrastruktur jalan di Kecamatan Sape.

"Ini baru awal. kita akan melanjutkan aksi sampai ada keputusan Pemkab Bima yang berpihak kepada rakyat Sape," tegasnya

 Sementara itu, Wakapolres Bima Kota, Kompol Yusuf Tauziri, S.IK dalam pesan elektronik mengaku sebelum dilakukan pembubaran paksa, pihaknya sudah  pendekatan secara persuasif. Kata Yusuf,  Unjuk Rasa dilakukan kelompok Pemuda dan Masyarakat di Sape tidak ada ijin. Apalagi pendemo menutup arus Lalu lintas beberapa saat menjelang pembubaran.

" Kami lakukan Pembubaran  karena ada Ambulance rumah sakit dengan rotator menyala dan sirene yg berbunyi. Agar tidak terjebak dalam kemacetan karena aksi pemblokiran jalan, wajib  kita sebagai aparat berikan jalan demi kepentingan mengantar orang sakit/jenazah orang meninggal," terangnya

Yusuf juga Mengaku, Ia sendiri yang perintahkan kepada anggota untuk membubarkan blokir jalan tersebut. Ia juga mengaku ada 5 warga yang sedang dirawat oleh medis terkait inside pembubaran. Namun pihaknya belum identifikasi nama korban.

"Saya yang pimpin pembubaran itu," tegasnya

Terkait  korban luka di BLUD Bima, Yusuf menduga akibat lemparan batu dari pendmo.  Korban lain yang diduga terkena peluru, Wakapolres Ini belum bisa memastikan sebelum ada hasil pemeriksaan.

"Soal peluru karet yang mengenai warga, kami msh menunggu laporan resmi dari hasil periksa dokter," tulisnya

Yusuf sampaikan,  warga yang sedang dirawat di rumah sakit, pihak Polres Bima Kota akan membantu biaya pengobatannya hingga proses pemulihan.

"Dalam hal ini, kami tidak melihat siapa salah dan siapa yang benar tapi sebagai bentuk tanggung jawab moral, karena ada yang terluka, maka kami akan membantu biaya pengobatan korban," tandasnya

Perwira Polisi ini berharap agar masyarakat di Wilayah Hukum Polres Bima Kota untuk  ikut andil dalam menjaga Kantibmas. Tidak mudah terprovokasi oleh hal yang merugikan masyarakat sendiri.

"Sampaikan pendapat dan pandangannya itu dengan santun tanpa harus memblokir jalan. Kondisi demikian jelas akan merugikan masyarakat lain yang menggunakan akses jalan. Tidak semua tuntutan itu harus dilakukan dengan cara yang tidak terpuji," pungkas pria yang dekat dengan jurnalis ini.

#Ryan

Tidak ada komentar: