Kamis, 27 Mei 2021

Wanita Ini Diduga Tipu Petani Kacang di Kiwu, Kerugiannya Sekitar Rp 20 Juta


Dompu, InsidePos,-


Menjadi petani tidaklah mudah. Sebab, membutuhkan ikhtiar, kerja keras dan modal yang cukup untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Namun, hal berbeda dirasakan petani kacang di Desa Kiwu, Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu NTB. Pasalnya, hasil kacang petani di Desa setempat diduga ditipu perempuan asal Kecamatan Wera, Kabupaten Bima.


"Sudah satu bulan lebih kacang saya ditimbang, namun sampai saat ini uangnya belum dikasih," ungkap Sarijon, petani kacang dihubungi via Handphone, Kamis malam 27/5.


Kata Sarijon, 5 warga di Desa Kiwu mengalami nasib yang sama. Atas kejadian ini lanjut Sarijon,  kerugian yang dialami petani setempat berkisar Rp 20 juta.


"Saya aja Rp5 Juta. Dengan berat kacang yang ditimbang sekitar 400 lebih Kilogram. Sedangkan harga per 100 kilogramnya dibeli dengan harga 1 juta lebih. Sementara yang lain ada yang 2 juta, 3 juta, dan 7 juta," katanya.


Sarijon menyesali atas dugaan tindakan penipuan oleh perempuan asal Desa Tawali Kecamatan Wera ini. Beberapa kali ditelpon, namun nomor Handphonenya di non-aktifkan. "Bahkan nomor saya diblok, WhatsApp juga demikian," ngakunya.


Sarijon menceritakan kronologis kejadiannya. Awalnya, Ina Alu, panggilan akrabnya di Desa Kiwu ini menyediakan bibit kacang untuk warga. Setelah hasilnya dipanen, warga harus timbang melalui dia.


"Tapi saat ini  hasil keringat kami belum juga dibayar. Padahal sudah satu bulan lebih lamanya. Meski kami punya tunggakan bisa saja dipotong. Sisanya segera dibayar," sesalnya.


Sementara perempuan bernama lengkap Yuni Primatasari ini membantah atas tuduhannya tersebut. Kata dia, dirinya tidak pernah menipu petani kacang di Desa Kiwu . Masalahnya justeru ada pada petani itu sendiri. 


"Saya tidak menipu. Hanya saja mereka petani belum membayar bibit saya, obat-obatan saya. Semuanya saya yang modalin. Tapi tidak semua petani yang begitu ya, hanya sebagian. Termasuk Sarijon itu," bebernya, pada media ini saat dihubungi via WhatsApp, Kamis malam 27/5.


Disatu sisi, lanjut Yuni, warga yang dia percayakan bernama Munawir, untuk mengontrol hasil pertanian warga justeru mendesak Yuni untuk tidak membayar hasil pertanian warga.


"Nawir juga desak saya untuk tahan uang petani. Karena upahnya dari hasil garap tanah petani kacang belum di bayar warga. Makanya saya tahan, selain itu modal saya belum juga dikembalikan petani," katanya.


Atas persoalan ini, Yuni mengaku, dirinya siap mengklarifikasi ke meja hukum. "Besok saya ke Dompu. Saya akan menjelaskan kronologisnya, agar semua jelas," tutupnya.


#tot

Tidak ada komentar: