Sabtu, 25 Mei 2019

Direktur Sentral Muslim Bimbing Kader IMM NTB Berwirausaha




MATARAM, Inside Pos
Bidang Keilmuan Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat (DPD IMM NTB) menggelar Diskusi Kewirausahaan mengambil tema "Bangkitnya Pengusaha Muda Dalam Mewujudkan NTB Gemilang" di Aula Lantai III Rektorat Kampus Universitas Muhammadiyah Mataram,  Jum'at (24/5).

"Saat ini,  mahasiswa dituntut untuk mampu menciptakan lapangan kerja. Mengingat semakin tingginya angka pengangguran di negeri ini. Sehingga, sebagai organisasi yang konsen pada penguatan insan akademis, kami terpanggil untuk memberikan pemahaman tentang dunia usaha," ujar Ketua Umum DPD IMM NTB, Miftahul Khair,  melalui Ketua Bidang Kelimuan,  Faidin.

Dalam acara tersebut IMM sengaja mengundang Pengusaha Retail NTB,  Hadi Santoso,  ST,  MM, yang juga pengurus KADIN.  Karena dianggap cukup menguasai seluk beluk dunia wirausaha.

"Kakanda Hadi Santoso, sudah bergelut di bisnis lebih dari 10 tahun. Selain praktisi beliau juga Akademisi. Serta aktivis berbagai organisasi profesi. Sehinga terbukti diskusi tadi berlangsung cair dan penuh semangat," jelas Faidin.

Sementara itu,  Hadi Santoso, ST, MM, dalam materinya menjelaskan pentingnya para Aktivisi IMM untuk memahami dan menggeluti dunia bisnis, mengingat keistimewaan-keistimwaan yang ada dalam dunia usaha.

"Jumlah pengangguran semakin tinggi, karena sebagian motivasi mahasiswa kuliah justru untuk menjadi Job Seeker (pencari kerja,  red). Karena itu,  sejak sekarang mindset harus diubah menjadi Job Creater (pencipta pekerjaan, red). Dan ruang untuk menjadi pengusaha sangat terbuka lebar, tanpa memandang basic keilmuan pelakunya," jelas Hadi Santoso.

Menurut Direktur Sentral Muslim Group itu, syarat menjadi pengusaha harus fokus,  konsisten, creativ,  networking luas,  komunikatif, dan mengembangkan jiwa kepemimpinan. Dan semua kemampuan itu bisa di pupuk, jika mahasiswa mau serius mengembangkan dirinya di organisasi kemahasiswaan.

"Jika kita bisa sukses memimpin organisasi nirlaba seperti IMM,  HMI,  BEM, dll. Maka hampir bisa dipastikan kita akan lebih sukses memimpin organisasi laba/bisnis. Karena di perusahaan kita langsung menggunakan pendekatan ekstrinsik berupa gaji. Sementara di organisasi kemahasiswaan kita hanya menggunakan motivasi intrinsik untuk menggerakkan pengurusnya," imbuh Korwil Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Bali-Nusra ini.

Selain itu,  dengan berbisnis secara otomatis dapat mengurangi beban negara. dan mendorong kemandirian kemandirian generasi.

"Tidak ada kemandirian politik tanpa kemandirian ekonomi. Hari ini, bangsa kita masih bisa dikatakan terjajah secara ekonomi. Karena industri-industri besar termasuk dunia pertambangan dan manufakture besar di dalam negeri, masih di kuasai pihak asing," jelas Hadi.

Menurutnya, itu terjadi karena sangat rendahnya jiwa wirausaha dari generasi muda. Padahal asset SDA bangsa indonesia sangat besar. Namun tak banyak yang mau dan mampu mengembangkan diri untuk tampil mengolah SDA dan potensi bisnis yang ada di Indonesia.

"Jadi saatnya kita tampil menjadi tuan di negeri sendiri. Dengan serius dan berkomitmen menjadi pengusaha sejak dini. Sehingga NTB Gemilang,  benar-benar bisa terwujud di tangan anak-anak muda NTB," tutup Hadi.

#Ryan

Tidak ada komentar: